Tantangan makin tinggi dan kompleks. Oleh karena itu, BI tidak bisa bekerja sendirian. BI harus bersinergi untuk mendukung Indonesia maju
Jakarta (ANTARA) - Destry Damayanti menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) di hadapan Komisi XI DPR RI.
Destry saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior BI dan menjadi calon tunggal yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk periode 2024-2029.
“Tema yang akan saya angkat dalam makalah saya kali ini adalah Bank Indonesia: Sinergi untuk Mendukung Indonesia Maju,” kata Destry di Jakarta, Senin.
Pada 2019, Destry mengangkat tema Bank Indonesia Menjadi Bank Sentral yang Adaptif dan Inovatif. Namun, ia melihat kini tantangan perekonomian makin meningkat, seperti pandemi COVID-19, eskalasi tensi geopolitik, perubahan iklim, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, suku bunga yang tinggi, hingga fragmentasi ekonomi yang berpotensi melemahkan mata uang negara berkembang terhadap dolar AS.
Untuk bisa menghadapi persoalan ekonomi yang makin kompleks dan kuat intensitasnya, Destry meyakini perlu adanya sinergi dalam kebijakan antara BI bersama pemerintah, otoritas, DPR, industri, dan berbagai lembaga terkait lainnya.
Baca juga: BI dukung Program Makan Siang Gratis selama tak ciptakan instabilitas
Baca juga: BI alokasikan 5 persen cadangan devisa dalam obligasi berkelanjutan
“Tantangan makin tinggi dan kompleks. Oleh karena itu, BI tidak bisa bekerja sendirian. BI harus bersinergi untuk mendukung Indonesia maju,” ujar dia.
Sinergi tersebut mencakup sejumlah aspek. Aspek pertama yaitu bauran kebijakan nasional yang diarahkan untuk mendukung ketahanan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Destry merinci terdapat lima respons bauran kebijakan ekonomi nasional, di antaranya koordinasi fiskal dan moneter, akselerasi transformasi sektor keuangan, akselerasi transformasi sektor riil, digitalisasi ekonomi dan keuangan, hingga ekonomi dan keuangan hijau.
“Tentunya sinergi yang baik di lima aspek ini ditujukan agar kita mempunyai daya tahan yang kuat, terjaga stabilitasnya dari dampak gejolak global, mempunyai pertumbuhan yang berkelanjutan. Jadi, tidak hanya tumbuh tapi juga mendorong inklusivitas dan berkualitas,” jelas dia.
Aspek berikutnya yaitu memperkuat kebijakan pasar keuangan dan sistem pembayaran. Sinergi kebijakan pasar keuangan melibatkan Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK), National Working Group for Benchmark Reform (NWGBR), Asosiasi Pasar Uang dan Pasar Valas Indonesia (APUVINDO), serta Satuan Tugas Nasional Local Currency Transaction (LCT).
Sementara sinergi kebijakan sistem pembayaran melibatkan Forum Sistem Pembayaran Indonesia (FSPI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Kemudian, sinergi dalam aspek mendorong UMKM nasional melalui program UMKM Go Digital dan UMKM Go Export.
Destry juga memaparkan aspek ekonomi dan keuangan syariah, di mana sinergi dilakukan dengan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) dan Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS). Ada tiga sasaran utama, yaitu penguatan ekosistem produk halal (halal value chain), akses keuangan syariah, dan penguatan penerapan halal lifestyle.
Untuk diketahui, Destry diangkat menjadi Deputi Gubernur Senior BI pada 2019 melalui Keputusan Presiden Nomor 74/P Tahun 2019 pada 29 Juli 2019 dengan mengucapkan sumpah janji di hadapan Ketua Mahkamah Agung pada 7 Agustus 2019.
Baca juga: BI: Potensi investasi infrastruktur hijau RI di atas 600 miliar dolar
Baca juga: BI: Industri asuransi dan dana pensiun beli SBN hingga Rp83,2 triliun
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024