Natuna (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau menyebut Gunung Ranai berpotensi terjadi longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Natuna Raja Darmika saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Natuna, Senin, mengatakan longsor kecil sudah terlihat di dua lokasi, yakni di puncak batu dan puncak tertinggi.

Panjang longsor dari kedua lokasi tersebut mencapai 100-200 meter.

Baca juga: Dispar Natuna dapat DAK Fisik sebesar Rp1,2 miliar

"Jarak vertikal mencapai 1,7 km ke pemukiman warga, yaitu di daerah ranai darat, sedangkan jarak vertikal mencapai dua km ke desa sepempang," ucap dia.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apabila kondisi Gunung Ranai di Kecamatan Bunguran Timur sedang diguyur hujan, karena berpotensi terjadi longsor susulan.

"Direkomensasikan jika kondisi hujan untuk tidak naik ke Gunung Ranai," ujar dia.

Ia mengimbau masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ranai untuk selalu waspada apabila ada tanda-tanda akan terjadi longsor.

Adapun tanda-tanda tersebut, antara lain munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing, kondisi ini biasanya terjadi setelah hujan.

Selain itu, munculnya mata air baru secara tiba-tiba, tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan, hilangnya air di lokasi-lokasi air tergenang meski kondisi di musim hujan, runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar, pohon dan tiang listrik banyak yang miring, dan halaman rumah tiba-tiba amblas.

"Dugaan sementara (longsor) akibat curah hujan," ujar dia.

Baca juga: Natuna bangun fasilitas wisata di Gunung Ranai

Baca juga: BPBD: Waspada potensi longsor Gunung Ranai

Ia menambahkan pihaknya sudah membuat permohonan analisa potensi bencana di wilayah Natuna kepada Badan Geologi.

Maksud dari permohonan tersebut agar Badan Geologi melakukan penyelidikan dan inventarisasi di kawasan gerakan tanah di Gunung Ranai.

"Kami sudah melayangkan surat permohonan bantuan ke Badan Geologi," ujarnya.

Pewarta: Muhamad Nurman
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024