"Saya sebelumnya pernah ke Timur Tengah dan cukup merangkum apa yang disenangi oleh fashionista di sana dari apa yang mereka pakai. Yang saya perhatikan mereka tidak suka warna terlalu mencolok, namun tetap suka dengan detail busana bling-bling (bersinar)," kata Dian pada konferensi pers "Dian Pelangi, From Indonesia to the World" di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kamis.
Dian terpilih sebagai desainer Indonesia yang akan menghadiri acara itu untuk menampilkan karya 12 perancang busana muslim dari seluruh dunia.
Dian akan menampilkan 15 koleksi busana ala kerajaan-kerajaan Indonesia yang dipersiapkannya selama dua bulan dan telah dimodifikasi menjadi busana muslim modern.
"Acara di London nanti sangat penting, karena di sana memang selalu menjadi tempat berkumpulnya kalangan jetset Timur Tengah. Masyarakat Timur Tengah akan tertarik membeli produk yang sudah ada di London," kata Dian.
Untuk mencuri perhatian pecinta fesyen Timur Tengah di London nanti, Dian mengaku mengkombinasikan busana muslim khas Indonesia karyanya dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat Timur Tengah.
"Pemilihan warna yang biasanya saya buat mencolok, kali ini saya redam misalnya dengan menggunakan merah marun, atau hijau yang tidak terlalu shocking, namun tetap dengan detail yang bling-bling, karena mereka suka nuansa glamour dan mewah," kata Dian.
Bahan busana murni bahan lokal dengan kualitas nomor wahid, seperti tenun songket yang dibanderol Rp10 juta untuk bahan dasarnya saja. Setiap busana buatan Dian akan memiliki detail jahitan tangan menggunakan benang emas.
"Songketnya saya tenun ulang sehingga bahannya lemas dan menggunakan pewarna khusus supaya tidak luntur ketika dicuci, ini salah satu kuncinya. Kira-kira kalau sudah jadi bajunya bisa berkisar Rp25 juta hingga Rp35 juta untuk harga lokal," demikian Dian.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014