Changchun (ANTARA) - Tanaman yang dikenal dengan nama Darah Naga, atau Dragon's Blood, dapat tumbuh di Indonesia berkat iklimnya yang hangat dan lembap. Buah dari tanaman itu mengeluarkan resin yang menyerupai "darah" dan mengeras menjadi zat seperti gumpalan saat dikeringkan.

Saat memasuki ruang produksi milik Jilin Beiyao Chinese Medicine Pharmaceutical Group Co., Ltd. di Changchun, Provinsi Jilin, udara dipenuhi aroma herba tradisional China ketika para staf menggoreng irisan-irisan tanaman herbal.

Berbagai produk TCM kemudian didistribusikan secara nasional menggunakan sistem pergudangan dan logistik cerdas, termasuk Xuejie yang bersumber dari Indonesia.

Obat tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM) yang berharga tersebut, yang disebut Xuejie, dikenal dengan khasiatnya yang mengaktifkan darah dan mengatasi stasis. Obat herbal yang luar biasa itu kini menghubungkan Provinsi Jilin di China timur laut dengan Indonesia melalui Inisiatif "Sabuk dan Jalur Sutra".

Gong Xiaoying, direktur perusahaan tersebut, menunjukkan herba berwarna merah tua itu sambil menjelaskan, "Jangan meremehkannya. Herba ini mempunyai khasiat untuk mengaktifkan darah, meringankan rasa sakit, dan menghentikan pendarahan, yang bisa digunakan untuk mengobati luka, sakit di bagian perut akibat stasis darah, serta dijuluki sebagai 'Obat Suci untuk Aktivasi Darah' oleh Li Shizhen, yang merupakan seorang ilmuwan pengobatan China sekaligus naturalis di era Dinasti Ming. Namun, herba ini tidak diproduksi di dalam negeri."

Dengan pengembangan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra yang berkualitas tinggi, Gong Xiaoying memimpin perusahaannya untuk menyelaraskan kebutuhan bisnisnya dengan sumber daya unik dari negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra.

Pada 2015, perusahaan itu berencana membeli Xuejie dari Indonesia dalam jumlah besar dan memprosesnya di China. "Namun, perjalanan yang panjang dan lingkungan yang lembap menimbulkan masalah jamur pada bahan mentah yang diangkut itu, sehingga memaksa kami mengubah strategi," papar Gong

Pada 2017, perusahaan itu mendirikan PT. BeiYao Manufacturing Indonesia yang dilengkapi dengan fasilitas pengolahan TCM. Mereka mendirikan pabrik pengolahan di Jakarta dan Batam, memajukan proyek Xuejie menggunakan metode ekstraksi suhu rendah yang disesuaikan serta mesin pengeringan baru, sehingga meningkatkan kualitas dan hasil Xuejie.

Setelah melakukan berbagai upaya dan eksplorasi yang berkelanjutan, basis Xuejie tersebut kini menawarkan sebuah sistem proses dan kualitas yang lengkap.

Pada 2020, dengan implementasi "Langkah-Langkah Manajemen Bahan Obat Impor", perusahaan tersebut mendapatkan sertifikat izin impor pertama (No. 00001) untuk bahan obat. Xuejie yang diproduksi oleh pabrik di Indonesia tersebut menjadi TCM gelombang pertama yang diimpor berdasarkan regulasi baru, dan sejak saat itu telah diimpor berkali-kali.

Untuk mendorong perusahaan-perusahaan China berinvestasi di Indonesia, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai insentif, termasuk pengurangan pajak, manfaat penggunaan lahan, dan proses persetujuan investasi yang disederhanakan.

"Kami benar-benar merasakan keterbukaan Indonesia terhadap investor China, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini adalah kerja sama yang saling menguntungkan," kata Gong.

Provinsi Jilin merupakan basis sumber daya utama bagi TCM, dengan industri farmasi dan kesehatan yang berkembang pesat. Tahun ini, Changchun di Provinsi Jilin mengusulkan untuk melampaui 100 miliar yuan (1 yuan = Rp2.213) dalam industri biofarmasi dan kesehatan pada 2025, dengan lebih dari 1.000 perusahaan.

Ekspansi perusahaan-perusahaan farmasi China timur laut ke Asia Tenggara merupakan contoh nyata kerja sama modern antara kedua negara.

Para pakar di bidang ini percaya bahwa integrasi ini membantu transformasi industri dan meningkatkan China timur laut sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi ASEAN, khususnya di industri kesehatan.

Ke depannya, dengan memperdalam kerja sama, diharapkan makin banyak bahan obat ASEAN yang autentik akan memasuki pasar China, mendorong penyebaran budaya TCM dan menyuntikkan vitalitas baru ke dalam revitalisasi China timur laut.


Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2024