Manokwari (ANTARA) - Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Papua (UNIPA) Manokwari, Papua berkomitmen mendukung harapan pemerintah dalam hal kemandirian pangan lokal, terutama produksi telur.

Dekan Fapet UNIPA Andoyo Supriyantono di Manokwari, Jumat, mengatakan tahun ini jajarannya menerima alokasi dana program revitalisasi perguruan tinggi negeri (PRPTN) sebesar Rp4,2 miliar yang akan dimanfaatkan untuk membenahi taman ternak milik Fapet UNIPA.

"Tahun ini kami akan mengembangkan laboratorium lapangan yang juga disebut sebagai taman ternak," kata Andoyo.

Baca juga: DWP Fakultas Peternakan Unipa kampanyekan penurunan stunting

Taman ternak milik Fapet UNIPA itu nantinya dikembangkan untuk dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kemampuan finansial kampus mengingat UNIPA ke depan bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

"Ketika UNIPA menjadi BLU, sudah tentu kita harus mandiri membiayai operasional," katanya.

Taman ternak yang dikelola Fapet UNIPA dilengkapi dengan kandang ayam, kandang sapi, kandang kambing, kandang babi, dan kandang ternak lainnya.

Andoyo menyebut salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan melalui taman ternak tersebut, yakni peternakan ayam petelur.

Para dosen dan mahasiswa Fapet UNIPA berhasil mengembangkan komposisi ransum pakan ayam, sehingga bisa menghasilkan telur dengan kandungan omega 3 lebih banyak atau telur dengan kuning telur yang lebih pekat.

Baca juga: BRIDA-Unipa menyusun peta jalan ketahanan pangan Papua Barat

Baca juga: Dinas Pertanian Maybrat gandeng UNIPA kaji kerentanan ketahanan pangan

Sejauh ini ransum pakan ayam produksi Fapet UNIPA Manokwari belum dijual bebas secara komersial.

Selain mengembangkan taman ternak, Fapet UNIPA juga akan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana laboratorium dalam gedung.

Saat ini Fapet UNIPA menyediakan empat program studi, yakni pendidikan Strata Satu Peternakan, Strata Satu Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak, Diploma Tiga Kesehatan Hewan, dan Diploma Tiga Budi Daya Ternak.

Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024