"Saat ini, pihak kami sedang melakukan analisis terhadap dampak insiden, baik dari aspek bisnis, layanan, hingga infrastruktur sarana dan prasarana MRT Jakarta," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo di Jakarta, Jumat.
Meskipun area insiden telah steril dari material besi, pihaknya tetap harus memastikan prosedur keamanan dan keselamatan MRT Jakarta.
MRT Jakarta harus melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan menyeluruh dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana seperti kabel listrik aliran atas, ratangga dan rel.
Baca juga: MRT Jakarta telah beroperasi normal pasca insiden konstruksi Kejagung
Menanggapi informasi yang beredar di masyarakat bahwa insiden terjadi akibat induksi elektromagnetik, menurut dia, itu merupakan respons terlalu dini dan masih perlu dibuktikan lebih lanjut.
"Sebab hal ini dikhawatirkan berpotensi menimbulkan kegaduhan dan spekulasi yang tidak semestinya di masyarakat," katanya.
Terlebih, berdasarkan informasi dari tim di lapangan, struktur alat berat (crane) dibangun di area insiden tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak MRT Jakarta.
Baca juga: MRT Jakarta tutup total operasional imbas insiden konstruksi Kejagung
Insiden jatuhnya material besi dari alat konstruksi proyek tersebut menyebabkan berhentinya operasional MRT Jakarta selama tujuh jam dari pukul 16.54 hingga 00.00 WIB pada Kamis (30/5).
Hingga per Jumat ini layanan MRT Jakarta telah kembali normal. Masyarakat dapat kembali menggunakan MRT Jakarta sesuai jam operasional yang berlaku, yaitu mulai pukul 05.00 hingga 24.00 WIB.
Baca juga: Polisi sebut besi crane jatuh sempat mengenai bagian depan kereta MRT
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024