Direktur Operasional dan Umum Kebun Binatang Surabaya (KBS) Liang Kaspe, Rabu, mengatakan KBS sangat membutuhkan CCTV untuk memantau aktivitas satwa di dalam kandang pada siang maupun malam hari.
"Ini untuk mengantisipasi jika ada penjaga yang lalai sehingga singa atau harimau lepas. Tetapi kalau ada CCTV kan bisa dipantau," katanya.
Menurut dia, CCTV tersebut masih baru sebatas usulan sehingga diharapkan bisa segera direalisasikan dengan cara dianggarkannya pada tahun ini. "Kalau ini dikatakan mendesak memang iya. CCTV itu nanti juga dipasag di tempat masuk maupun pintu keluar," katanya.
Secara umum, lanjut dia, kondisi kesehatan satwa dibandingkan pada pertengahan 2013 lebih baik. Namun meski kondisi lebih baik bukan berarti terjadi nol kematian.
"Maksud membaik di sini adalah kondisi kandang lebih baik, makanan lebih baik. Memang tidak 100 persen baik, tapi ini lebih baik dari pada TPS KSB (pengurus lama)," katanya.
Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan mengatakan kebutuhan CCTV di Kebun Binatang Surabaya sangat diperlukan. Sehingga dalam waktu dekat, pengadaan CCTV akan diprioritaskan dalam anggaran.
Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang menghitung titik-titik mana saja yang nantinya bakal dipasang CCTV.
Humas KBS Agus Supangkat sebelumnya mengatakan singa tersebut mati bukan karena terkena penyakit, melainkan mati karena lehernya terjerat sling atau tali terbuat dari baja yang digunakan sebagai penarik pintu kandang.
"Petugas menemukan singa ini dalam kondisi sudah mati di kandangnya sekitar pukul 07.00 WIB. Kemungkinan singa itu terjerat sling saat malam hari," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014