Chongqing, China (ANTARA) - Sejumlah cendekiawan dan pakar asal China, Jepang, serta negara-negara lain mengapresiasi kemajuan dan pencapaian yang signifikan dan komprehensif yang ditunjukkan Xinjiang dalam perkembangan hak asasi manusia (HAM).

Pandangan mereka itu mengemuka dalam simposium internasional pada Rabu (29/5) di Southwest University of Political Science and Law di Chongqing, China, yang membahas kontra terorisme, deradikalisasi, dan perlindungan HAM.

Menurut para pakar dan cendekiawan, praktik Xinjiang telah memberikan kontribusi besar bagi tata kelola HAM secara global.

"Pencapaian Xinjiang dalam perlindungan HAM telah diakui secara luas," ujar Erkin Samsak, profesor di Fakultas Hukum Universitas Xinjiang, dalam simposium tersebut.

Erkin Samsak menambahkan bahwa Xinjiang telah memberikan rencana praktik yang lebih ilmiah, layak, dan konkret bagi dunia, khususnya dalam hal pengembangan HAM di tingkat lokal dan menjaga keseimbangan antara hak dan kebebasan individu serta kolektif.

Sejak 2012, menurut Samsak, Xinjiang telah berfokus dalam penghormatan dan perlindungan hak-hak kelangsungan hidup dan pembangunan masyarakat dari semua kelompok etnis.

Pendekatan holistik yang menggabungkan langkah-langkah hukum, peradilan, ekonomi, budaya, pendidikan, mata pencaharian, dan ketenagakerjaan telah mendorong kemajuan sosial dan ekonomi yang substansial di Xinjiang, ujarnya.

"Hal ini mengarah pada masyarakat yang harmonis dan stabil," kata Samsak.

Murata Tadayoshi, profesor kehormatan di Universitas Nasional Yokohama di Jepang, dengan merujuk pada data sensus menyangkal klaim Barat tentang "genosida" terhadap masyarakat Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.

Murata menuturkan bahwa populasi Uighur meningkat dari 8,35 juta menjadi 11,62 juta orang dari tahun 2000 hingga 2020, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 1,67 persen.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan 0,83 persen untuk populasi-populasi etnis minoritas di China pada periode yang sama.

Sementara itu, Liu Haichao, profesor di Fakultas Politik dan Hubungan Internasional dan Institut Studi Asia Tengah Universitas Lanzhou, menilai bahwa perkembangan HAM di Xinjiang terbilang komprehensif.

Perkembangan seperti itu, menurutnya, terlihat dari serangkaian kebijakan di tingkat mikro yang efektif dan kemajuan-kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang HAM.

"Kemajuan HAM di Xinjiang merupakan cerminan dari perkembangan ekonomi dan sosial yang pesat di China bagian barat<' ujar Liu.

"Kemajuan ini telah membawa kehidupan yang damai dan sejahtera bagi lebih dari 20 juta orang dari berbagai kelompok masyarakat etnis di daerah tersebut," katanya, menambahkan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024