"Tanggul itu ambrol dan mengalami kerusakan parah karena tidak mampu menahan luapan air besar dari sungai Cijambe," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang Encep Suryadi di Pandeglang, Selasa.
Saat ini, kata dia, hujan masih terus terjadi di wilayah Pandeglang, terutama bagian selatan, sehingga ambrolnya tanggul itu dikhawatirkan berdampak perkampungan di sekitar lokasi itu terendam banjir.
Menurut dia, cukup banyak permukiman yang ada di sekitar tanggul yang amrol tersebut. Yang radiusnya sangat dekat dengan tanggul itu saja mencapai 285 unit rumah.
"Untuk antisipasi sementara, kita sudah memasang karung yang diisi dengan pasir sebanyak 3.000 zak pada lokasi tanggul yang ambrol tersebut," katanya.
Pamasangan karung itu, kata dia, sifatnya hanya sementara, dan tidak akan kuat untuk menahan limpahan air dari sungai, terutama saat hujan deras turun.
"Kami sudah mengajukan usulan pada pemerintah Provinsi Banten agar segera membangun kembali tanggul yang amrol tersebut," katanya.
Selain itu, ia juga menyatakan telah mengusulkan pembangunan tanggul itu pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan mudah-mudahan bisa direalisasikan.
Terkait dengan banjir, menurut dia, terakhir terjadi pada 22-23 Desember 2013 merendam tujuh kecamatan, yakni Banjar, Panimbang, Sobang, Sukaresmi, Munjul, Cikeusik dan Saketi.
"Banjir yang terjadi dua hari ini memakan satu korban jiwa di Kecamatan Cikeusik, dan sampai sekarang pun kita masih memantau kondisi di lapangan karena ada kemungkinan akan kembali terjadi mengingat hujan masih terus turun," katanya.
Pewarta: Sambas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014