Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengirim satu pesan pendek kepada negara-negara dunia, Jumat, yang berikrar bahwa Iran tidak akan melepaskan sedikit pun hak nuklirnya, sebagai reaksi resmi pertama terhadap satu laporan penting Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). "Musuh-musuh harus mengetahui bahwa rakyat Iran tetap pada sikapnya untuk memperoleh hak mereka dan tidak akan melepaskan sedikit pun hak nuklir mereka," kata Ahmadinejad dalam satu rapat di kota Makou, Iran baratlaut, yang disiarkan radio media pemerintah. Pada hari Kamis, pengawas nuklir PBB itu menyimpulkan dalam satu laporan rahasia bahwa republik Islam itu tidak menghentikan aktivitas menyangkut pengayaan uraniumnya seperti yang dituntut lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman. Deputi ketua badan nuklir Iran menekankan laporan itu "tidak negatif" dan berikrar akan melanjutkan maksud riset bagi pengayaan uranium, sambil tetap membuka kesempatan perundingan dengan masyarakat internasional. "Laporan itu sangat faktual dan menambahkan program nuklir Iran berada di bawah pengawasan IAEA dan tidak ada penyimpangan" bagi tujuan militer, katanya. Iran bersikeras pihaknya melaksanakan hak untuk membangun tenaga atom sipil. Pada hari Jumat jurubicara kemlu Rusia Mikhail Kamynin menyatakan penyesalannya bahwa Iran tidak memenuhi tuntutan-tuntutan Resolusi 1696 Dewan Keamana PBB dan tidak menghentikan aktivitas pengayaan uranium. Rusia dan Cina tetap menentang imbauan pengenaan sanksi terhadap Iran sehubungan dengan pengayaan uraniumnya, akan tapi mendukung suatu penyelesaian diplomatik krisis itu. Laporan IAEA itu disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB sebagai batas waktu 31 Agustus bagi Iran untuk mengakhiri penyayaan uranium dan jika hal itu tidak ditaati PBB dapat mengenakan sanksi terhadap Teheran.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006