Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar menilai sikap resmi tiga negara di Eropa, yaitu Spanyol, Irlandia, dan Norwegia yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara dapat menjadi momentum untuk mengakhiri konflik di Palestina.

“Momentum dukungan ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mengakhiri konflik,” kata Cak Imin, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dia pun mengaku menyambut baik pengakuan negara-negara Eropa tersebut yang dinilainya dapat menjadi pemantik mewujudkan perdamaian di Palestina.

“Saya dan segenap warga bangsa ini tentu mendukung dan mengapresiasi sikap tiga negara Eropa untuk mengakui negara Palestina. Dengan begitu potensi damai di sana menjadi semakin terbuka lebar,” tuturnya.

Menurut dia, konflik antara Israel dan Palestina sudah melampaui batas kemanusiaan. Untuk itu, dia mendorong agar konflik tersebut segera diakhiri.

“Saya kira tidak ada satupun negara maupun agama yang mau melegalkan konflik, tidak ada. Apalagi sampai melampaui batas kemanusiaan seperti di Gaza,” ucapnya.

Dia mengapresiasi pula sikap pemerintah Indonesia yang tak henti mendorong negara-negara lain untuk mengakui negara Palestina.

Dia berharap dua negara anggota ASEAN yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, yakni Singapura dan Myanmar turut serta memberikan pengakuannya.

“Kita tahu Indonesia ini kan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina, kalau di ASEAN, masih ada dua negara lagi yang belum mengakui, yaitu Singapura dan Myanmar. Saya harap dua negara ini bisa segera mengikuti Indonesia dan negara lain di ASEAN untuk juga mengakui Palestina,” katanya.

Sebelumnya, Selasa (28/5), Norwegia, Irlandia, dan Spanyol secara resmi memberikan pengakuannya terhadap Palestina sebagai sebuah negara.
Baca juga: Berita unggulan terkini, tiga negara Eropa akui Palestina hingga pembelian gas LPG 3 kg wajib pakai KTP
Baca juga: Kemlu RI: Membela kemerdekaan Palestina adalah amanat UUD 1945
Baca juga: Menlu RI: OKI berutang kemerdekaan pada rakyat Palestina

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024