Tokyo, (ANTARA/PRNewswire)- Industri energi di Jepang tengah berkembang pesat, khususnya sumber energi hidrogen. Setelah sempat mendominasi, "hidrogen abu-abu" (grey hydrogen) mengalami kemunduran setelah Jepang beralih ke sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Jepang kini mengutamakan pengembangan hidrogen hijau dan amonia sebagai dua unsur dalam masa depan yang rendah karbon. Dengan target ambisius pada 2030, Jepang memimpin inisiatif keberlanjutan energi. Di tengah pesatnya permintaan global atas solusi energi yang lebih bersih, transisi strategis ini membuktikan komitmen Jepang dalam pelestarian lingkungan hidup dan inovasi ekonomi.


Maka, Japan Energy Summit and Exhibition, akan berlangsung pada 3-5 Juni 2024 di Tokyo Big Sight, akan menjadi ajang penting yang membahas transisi strategis Jepang menuju sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, khususnya hidrogen hijau dan amonia, serta target ambius pada 2030.


Berbagai pembicara, pejabat pemerintah, dan pemimpin industri akan berpartisipasi di ajang ini dan membahas peran Asia yang semakin penting dalam kepemimpinan iklim global serta solusi energi berkelanjutan. Sejumlah perusahaan ternama akan mengikuti Japan Energy Summit and Exhibition, termasuk ADNOC, BP, Chevron, Cheniere, ExxonMobil, ENGIE, JERA, Tokyo Gas, dan Kraken.


Perusahaan-perusahaan ini akan berkontribusi secara kolaboratif untuk mendorong transisi energi di ajang tersebut melalui dialog komprehensif. Kehadiran pemimpin industri dan inovator di Japan Energy Summit & Exhibition membuktikan pentingnya kemitraan yang terjalin di berbagai sektor demi mewujudkan masa depan dengan prinsip netralitas karbon.


Dekarbonisasi di Wilayah Asia Pasifik


Menyadari bauran energi yang berbeda-beda di setiap negara, Japan Energy Summit & Exhibition akan mendukung penyusunan peta jalan praktis seputar transisi energi sebagai bahan pertimbangan wilayah dan teritori lain.


Dalam "Hydrogen Demand In Japan Report By Japan NRG", sebuah laporan eksklusif yang diluncurkan menjelang penyelenggaraan ajang ini, co-firing amonia-batu bara berkembang semakin pesat di sektor kelistrikan yang mengandalkan pembangkit listrik tenaga batu bara berskala besar.


Christopher Hudson, President, dmg events, pihak penyelenggara Japan Energy Summit & Exhibition, berkata: "Japan Energy Summit & Exhibition segera menjadi platform yang memfasilitasi dan memperlihatkan kolaborasi antara perusahaan energi berskala besar. Kami sangat optimis, kemitraan global harus terjalin demi mewujudkan masa depan dengan prinsip netralitas karbon. Maka, ajang ini akan menyoroti peran Jepang sebagai pemimpin dunia yang menghadirkan sumber energi inovatif dan penuh terobosan. Terlepas dari tantangan yang ada, Jepang terus menjalankan transisi energi di Asia Pasifik; Seluruh perhatian kini tertuju pada Jepang, dan kita dapat belajar banyak dari negara ini."


Narahubung Media:


DIANA ESTELLA PETER | +65 8498 9424

TASHAN KASSEY | +65 8282 8746

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024