Cianjur (ANTARA News) - Pemilik peternakan ayam di Cianjur, Jawa Barat, menyambut baik keputusan pemerintah selaku pemegang saham PT Pertamina yang mengoreksi besaran kenaikan harga elpiji 12 kilogram dari Rp3.900 menjadi Rp1.000 per kilogram.
"Kami akan kembali ke elpiji 12 kilogram. Kami biasa memakai empat sampai lima tabung elpiji 12 kilogram untuk penghangat peternakan. Namun sejak harganya melambung, kami terpaksa melanggar dan memakai gas tiga kilogram," kata Herman salah seorang pengelola peternakan, Senin.
Dengan kenaikan Rp3.900 per kilogram sejak 1 Januari, para pengusaha dan pemilik peternakan berusaha menutupi pengeluaran gas untuk kebutuhan sehari-hari dengan beralih ke gas tiga kilogram, meski menyadari hal seperti itu dilarang pemerintah.
Herman menuturkan, sejak melonjaknya harga gas 12 kilogram, terpaksa berburu gas tiga kilogram sebanyak 10 tabung setiap harinya, yang dibeli secara acak di pengecer atau pangkalan.
Namun kini dengan koreksi kenaikan menjadi hanya Rp1.000 per kilogram untuk elpiji tabung isi ulang volume 12 kilogram, pihaknya mengaku akan kembali mengunakan gas bertabung biru karena takut melanggar aturan.
"Kami menyadari gas tiga kilogram tidak diperbolehkan digunakan perusahaan atau pabrik termasuk peternakan ayam berskala besar. Kalau memang harga kembali turun, kami akan gunakan gas 12 kilogram yang tidak bersubsidi," ungkapnya.
Sementara itu, sejak melonjaknya harga gas elpiji 12 kilogram, sejumlah pangkalan elpiji di Cianjur, kesulitan menjual gas 12 kilogram dan kesulitan memenuhi permintaan akan elpiji tiga kilogram.
Penyebabnya, ungkap mereka, sebelum gas 12 kilogram melonjak harganya, kesulitan mendapatkan pasokan dari agen karena ada pengurangan jatah.
"Baru beberapa hari mendapat tambahan stok, permintaan meningkat sehingga kami tetap kesulitan karena banyak pembeli alihan dari 12 kilogram ke tiga kilogram," kata Wawan salah seorang pengelola pangkalan.
Sementara itu, Firdaus salah seorang staf kantor di salah satu SPBE di Cianjur, mengatakan, sejak dua hari terakhir, tingkat pemesanan dari pangkalan meningkat hingga 100 persen.
Namun pihaknya tidak dapat memenuhi secara keseluruhan karena stok yang didapatkan setiap harian dari Pertamina, sesuai dengan jatah.
(KR-FKR/A013)
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014