Jakarta (ANTARA) - Delegasi Indonesia berharap pertemuan internasional The 30th Aids to Navigation Fund (ANF) Committee Meeting di Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa meningkatkan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura.
"Kami berharap seluruh peserta dalam pertemuan ini dapat secara intens berdiskusi serta bertukar keahlian dan pengalaman, serta memberikan fokus maksimal pada agenda diskusi yang terkait isu-isu keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura," kata Ketua Delegasi Indonesia Direktur Kenavigasian yang diwakili Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Kenavigasian Nanditya Darma Wardhana dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kembali dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan The 30th Aids to Navigation Fund (ANF) Committee Meeting yang digelar di Labuan Bajo, NTT.
Nanditya menekankan bahwa forum itu merupakan salah satu wadah utama bagi negara-negara pengguna dan pemangku kepentingan untuk bertemu dan mengadakan diskusi terbuka dengan negara-negara pesisir Selat Malaka dan Singapura, dimana selat ini diakui sebagai salah satu selat paling signifikan rute pelayaran di dunia.
"Melalui forum ini, kami mengundang negara pengguna dan stakeholder untuk mendukung penyediaan dan pemeliharaan alat bantu navigasi di Selat Malaka dan Singapura," ujar Nanditya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya menantikan diskusi yang bermanfaat dan semangat kerja sama antara negara-negara pantai, industri dan pemangku kepentingan, berdasarkan Pasal 43 UNCLOS 1982, yang kemudian akan meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di wilayah tersebut.
Nanditya juga berharap, melalui pertemuan itu dapat menemukan metode atau ide baru yang dapat mengundang keterlibatan lebih luas negara pengguna dan pemangku kepentingan serta untuk menjamin keberlangsungan ANF.
Sementara itu, Kepala Distrik Navigasi (Disnav) Tipe B Tanjung Priok Mugen S. Sartoto selaku pimpinan delegasi itu menyampaikan bahwa pertemuan yang digelar oleh tiga negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura itu merupakan tindak lanjut dari ANF Committee Meeting ke-29 yang dilaksanakan pada November 2023 di Surabaya, Jawa Timur.
Dia menyampaikan apresiasi kepada seluruh negara pengguna dan kontributor atas kehadiran dan komitmen mereka untuk menjaga dan memastikan keselamatan navigasi di Selat Malaka atau Straits of Malacca and Singapore (SOMS) tetap terbuka dan aman.
Ia menyebutkan selain tiga negara pantai dan negara pengguna, pertemuan itu juga dihadiri beberapa perwakilan dari negara lainnya, meliputi Republik Rakyat Tiongkok, Republik India, Jepang, Republik Korea, Kerajaan Arab Saudi, Dewan Selat Malaka (MSC), The Nippon Foundation, dan Witherby Publishing Group, serta Baltic and International Maritime Council (BIMCO) yang turut hadir sebagai pengamat.
Pertemuan Komite 30th ANF ini juga dihadiri oleh Ketua Delegasi Malaysia, Direktur Departemen Kelautan Malaysia Mohd Hafiz bin Abdul Majid, serta Ketua Delegasi Singapura Assistant Chief Hydrographer, Marine and Port Gary Chew.
Pada pertemuan ini, masing-masing negara pantai menyampaikan presentasi yang berisikan laporan atas pekerjaan pemeliharaan seperti pekerjaan sipil dan struktur, pemeliharaan menara suar, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), suku cadang maupun kelistrikan.
Program Kerja Tahun 2024 yang diajukan oleh Indonesia meliputi persiapan pekerjaan untuk penggantian serta perawatan SBNP.
Selain itu, Komite mencatat laporan pemeliharaan 51 SBNP penting dalam Skema Pemisahan Lalu Lintas (TSS) di SOMS sesuai dokumen ANF yang disajikan oleh Negara-negara pesisir.
Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Jepang yang telah menyelenggarakan Technical Workshop Alat Bantu Navigasi di Selat Malaka dan Singapura serta Survei Pendahuluan Pekerjaan Pengganti Alat Bantu Navigasi yang diadakan di Maritime Transport Training Institute (MATRAIN) Port Klang, Malaysia dari 27 Februari hingga 7 Mei 2024.
Indonesia berterima kasih kepada Jepang karena telah mengakomodasi permintaan Indonesia mengenai pelatihan berstandar IALA bagi calon peserta sebagaimana dijelaskan pada MTWG ke-46 di Brunei. Indonesia berharap dapat berpartisipasi dalam pelatihan standar IALA pada tahun 2026.
Disamping itu, The 30th ANF Committee Meeting ini juga membahas Laporan Kinerja Auditor Tahun 2023. Menindaklanjuti laporan kinerja auditor, Indonesia akan melakukan investigasi lebih lanjut dan akan berkonsultasi dengan pemangku kepentingan.
Adapun pertemuan ANF ke-31 berikutnya dijadwalkan pada bulan November 2024 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Menhub dorong konektivitas regional Asia Pasifik berbasis digital
Baca juga: Menhub: Mahkamah Pelayaran terdepan tegakkan hukum maritim
Baca juga: Kemenhub tingkatan kualitas auditor ISPS demi keamanan kapal-pelabuhan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024