"Kami meyakini kerja sama Indonesia dan China masih dapat ditingkatkan sehingga Kementerian Perdagangan berupaya terus memperluas dan mendiversifikasi ekspor ke China," kata Jerry Sambuaga saat menghadiri di Forum Bisnis Indonesia-China yang diselenggarakan di Shanghai, China sebagaimana keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Beijing, Rabu.
TEI ke-39 akan dilangsungkan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai City, Tangerang dengan tema "Build Strong Connection with The Best of Indonesia".
"Kami mengamati perkembangan hubungan dagang antara Indonesia dan China. Tren ekspor Indonesia ke China selama lima tahun terakhir yaitu pada 2019-2023 meningkat sebesar 27,3 persen. Hal ini menunjukkan adanya peluang kerja sama yang besar sehingga para pelaku usaha dari kedua negara tentu dapat memanfaatkannya di masa depan," tambah Jerry.
Jerry mengungkapkan, China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia secara global. China juga menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dan merupakan pemasok terbesar bagi Indonesia.
Sedangkan Indonesia sendiri merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,32 triliun dolar AS dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 persen pada 2023.
Indonesia juga telah menunjukkan ketahanan ekonomi pascapandemi COVID-19 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi positif yang konsisten sebesar 3,7 persen pada 2021 dan 5,31 pada 2022.
"Pencapaian-pencapaian tersebut sejalan dengan kenaikan PDB per kapita Indonesia yang meningkat sebesar 5,63 persen (YoY) menjadi 4,91 ribu dolar AS pada 2023. Hal ini tentu menarik perhatian mitra dagang dan investasi, salah satunya China," ungkap Jerry.
Turut hadir dalam Forum Bisnis Indonesia-China tersebut Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto Situngkir dan "Vice Chairwomen China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT)" Hao Wen.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor utama Indonesia ke China pada 2023 meliputi feronikel senilai 14,9 miliar dolar AS, lignit senilai 7,9 miliar dolar AS dan batu bara yaitu 6,9 miliar dolar AS. Di samping itu, terdapat nikel matte senilai 4,9 miliar dolar AS dan minyak sawit dengan nilai 3,6 miliar dolar AS.
Sementara, barang-barang yang menjadi impor utama Indonesia dari China pada 2023 meliputi telepon pintar senilai 4,7 miliar dolar AS, mesin pengolah data otomatis sejumlah 1,7 miliar dolar AS, buldoser yang bergerak sendiri sebesar 1,1 miliar dolar AS dan "insulated wire" dengan nilai 788 juta dolar AS.
Baca juga: Kementerian Perdagangan kenalkan makanan-minuman Indonesia di Shanghai
Baca juga: Kedubes: Perdagangan bilateral Indonesia-China capai 114,5 dolar AS
Baca juga: Mendag: Kunjungan kerja ke China tingkatkan perdagangan bilateral
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024