Jarba meraih 65 suara, mengalahkan saingannya Riad Hijab - yang dikenal sebagai pembelot dari rezim Presiden Bashar al-Assad - dengan 13 suara, lapor AFP.
Jarba, yang dipandang dekat dengan pendukung utama pemberontak Arab Saudi, pertama terpilih untuk memimpin Koalisi pada Juli, dan sekarang akan memimpin kelompok enam bulan berikutnya.
Pemilihan kembali terjadi pada waktu yang sensitif, kurang dari tiga pekan dari pembicaraan damai yang dijadwalkan di Swiss yang akan membawa perwakilan pemberontak dan rezim ke meja perundingan.
Koalisi dijadwalkan untuk mendiskusikan pada Senin apakah akan mengambil bagian dalam perundingan perdamaian, meskipun blok kunci - Dewan Nasional Suriah - sudah mengumumkan akan memboikot apa yang disebut proses Jenewa II.
Namun pembicaraan itu telah menimbulkan kekhawatiran Koalisi mungkin berakhir dengan menolak pembicaraan sama sekali. Menurut anggota dewan dan pembangkang veteran Samir Nashar, "Ahmad Jarba tidak ingin pergi ke Jenewa."
Koalisi juga memilih untuk tiga anggotanya sebagai wakil ketua yaitu: Noura Al-Amir, Abdel Hakim Bashar dan Faruq Tayfur, kata pernyataan itu
Pertemuan juga dijadwalkan untuk memberikan suara untuk sekretaris jenderal baru, tetapi belum disepakati apakah orang kuat, pengusaha Mustafa al-Sabbagh yang terkait dengan Qatar atau pejabat sekarang Badr Jamous, akan mengambil jabatan itu.
Lahir pada tahun 1969 di kota timur laut Qamishli, di perbatasan dengan Turki, Jarba adalah seorang Muslim Sunni yang telah mencoba untuk meyakinkan negara-negara Arab dan Barat untuk mempersenjatai para pemberontak.
Dalam enam bulan sebagai pemimpin Koalis , ia telah muncul lebih tenang daripada kepala oposisi sebelumnya yang memiliki profil lebih tinggi sebagai pembangkang veteran.
Pemilihan ulang Jarba datang jauh ke dalam krisis dalam kelompok oposisi utama, yang berbasis di luar Suriah.
Banyak lawan dan pemberontak di lapangan merasakan bahwa Koalisi telah gagal untuk mewakili mereka.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014