Artinya ada sesuatu di sini yang harus kita cari solusinya bersama dan tidak hanya BPBD saja. Ini harus semua OPD terlibat di situ
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalokasikan dana senilai Rp200 juta untuk percepat penanganan pascabencana banjir disertai tanah longsor di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan di Jakarta, Rabu, mengatakan melalui pengalokasian dana bantuan tersebut BNPB menekankan tentang pentingnya upaya pencegahan, termasuk mitigasi dan kesiapsiagaan. Pasalnya bencana banjir itu dipicu oleh berbagai hal, mulai dari faktor cuaca termasuk tata kelola lingkungan yang dikesampingkan.
Pihaknya menilai tanpa ada tindakan untuk memperbaiki lingkungan, maka masalah banjir akan selalu menghantui warga setempat atau setidaknya jika tidak mampu menyelesaikan secara utuh, namun upaya perbaikan lingkungan yang dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Lilik menjabarkan banjir dan longsor yang melanda pada dasarian II Mei 2024 menimbulkan dampak yang paling parah selama 5-10 tahun terakhir di Kabupaten Landak.
Baca juga: 3.421 warga Kabupaten Landak mengungsi akibat banjir
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Landak mencatat 6.639 rumah warga terendam dengan ketinggian air mencapai 1,7 meter pada lima kecamatan yaitu Ngabang, Jelimpo, Kuala Behe, Air Besar, dan Sengah Temila, disertai tanah longsor setelah diguyur hujan intensitas lebat pada Rabu (22/5).
Tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka dalam peristiwa alam itu. Namun berdasarkan data Satgas Informasi BPBD Landak, setidaknya 875 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 3.421 jiwa mengungsi akibat banjir tersebut.
Para korban tersebut mengungsi ke posko pengungsian di Kantor Kecamatan Ngabang karena rumah mereka terdampak banjir cukup parah. Kemudian tiga jembatan penghubung rusak dan akses jalan di Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Jelimpo putus tergerus tanah longsor.
"Artinya ada sesuatu di sini yang harus kita cari solusinya bersama dan tidak hanya BPBD saja. Ini harus semua OPD terlibat di situ," ucapnya.
Baca juga: BNPB imbau warga Kabupaten Landak Kalbar siaga banjir susulan
BNPB juga menyerahkan dukungan berupa peralatan dan logistik mencakup perahu karet dan satu unit, dua tenda pengungsi, 25 velbed, 200 paket sembako, 200 paket makanan siap saji, 200 paket hygiene kit, 200 selimut 200, 200 matras, lima chainsaw, lima alat pertukangan, lima pompa alkon, dan lima pompa apung.
Logistik dan peralatan itu diharapkan bisa mendukung penuh operasional selama masa tanggap darurat 45 hari ke depan yang ditetapkan oleh Bupati Landak terhitung sejak 22 Mei - 6 Juli 2024.
"Juga akan terus mengawal dengan mengerahkan tim dari BNPB yang akan mendampingi Pemkab Landak dalam melaksanakan upaya penanganan darurat ini, agar mereka secara administrasi tidak jadi masalah pada masa datang," ujarnya.
Baca juga: BPBD Kalbar: Banjir di Kabupaten Landak mulai surut
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024