Mojokerto (ANTARA News) - Polisi masih menyelidiki kasus tewasnya 14 orang yang diduga akibat minuman keras jenis arak Jawa atau cukrik yang dicampur dengan minuman kesehatan lainnya di Mojokerto, Jawa Timur.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Mojokerto, Komisaris Polisi Nurhadi Santoso, saat dikonfirmasi di Mojokerto, Minggu, mengatakan bahwa 14 orang tersebut diduga tewas pada rentan waktu antara Sabtu (4/1) sampai dengan Minggu (5/1).
"Belasan korban itu diduga meninggal dunia akibat minuman keras jenis arak Jawa yang dicampur minuman lainnya. Saat ini petugas masih terus melakukan penyelidikan terkait dengan peristiwa ini," katanya.
Ia mengemukakan, dari keterangan yang berhasil dihimpun petugas di lokasi kejadian, diduga para korban tersebut mengkonsumsi minuman keras pada saat pergantian malam tahun baru.
"Kami juga masih memeriksa sejumlah saksi terkait dengan temuan kasus minuman keras jenis cukrik ini," katanya.
Ia mengatakan, selain korban meninggal, saat ini beberapa korban yang masih hidup dirawat intensif di beberapa rumah sakit di Mojokerto.
"Korban yang masih selamat mengaku masih pusing, mual dan juga gejala lainnya sehingga perlu perawatan intensif dari petugas kesehatan," katanya.
Wakapolres mengatakan, Polres telah memerintahkan untuk merazia sejumlah lokasi yang ditengarai digunakan sebagai tempat penjualan minuman keras jenis cukrik.
Dari razia tersebut, petugas menemukan puluhan jerigen besar berisi arak yang disimpan pemiliknya di sudut warung.
"Tak hanya membawa barang bukti berupa jirigen isi arak, petugas juga mengamankan penjual arak ke Mapolres Mojokerto Kota guna dimintai keterangannya," katanya.
Ia menambahkan, barang bukti berupa arak-arak tersebut akan diuji di laboratorium untuk memastikan kemungkinan keterkaitan dengan tewasnya belasan orang tersebut.
"Kami berharap masyarakat lebih berhati-hati dan juga waspada terhadap segala kemungkinan yang ada di lingkungan masing-masing," katanya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014