Pekanbaru (ANTARA News) - Gas elpiji kemasan tabung 12 kilogram (kg) mulai langka di kalangan pedangang eceran di Kota Pekanbaru.
"Gasnya belum juga masuk dari agen dan kondisi seperti ini, telah kami alami sebelum pergantian tahun. Sedangkan yang kami susun ini dua tingkat ini, hanya tabungnya saja," ujar pengecer gas Inem (35), di Pekanbaru, Ahad.
Inem merupakan salah seorang pengawai di swalayan yang menjual gas non subsidi 12 kg dan terletak di Jalan Soebrantas, Panam, Pekanbaru, atau jalan besar penghubung Riau dengan Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Terakhir kali pihaknya mengecer gas non subsidi tersebut pada para pembeli di harga Rp100.000 per tabung. Namun, dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab agen tidak memasukan gas non subsidi.
"Mungkin harga gas naik terlalu tinggi, sehingga mereka tidak meletakkan barangnya (elpiji 12 kg) beberapa hari sebelum kenaikan yang ditetapkan Pertamina," katanya.
Secara umum, persediaan gas elpiji 12 kg di Pekanbaru belum langka. Akan tetapi pasokannya mulai terbatas seperti di tingkat sub agen dan para pengecer mulai tersendat dalam sepekan terakhir.
"Pasokan gas elpiji 12 kg memang belum datang pada pekan ini. Kami sudah kontak agennya, tetapi belum kunjung tiba," ujar salah satu pemilik sub agen gas elpiji, Yanti.
Dirinya mengaku telah mengetahui informasi kelangkaan gas elpiji 12 kg seperti ramainya pemberitaan di televisi dan kelangkaan tersebut dikhawatirkan bakal terjadi, jika distribusi gas elpiji 12 kg tidak kunjung tiba di Pekanbaru.
"Biasanya, setiap satu pekan sekali gas datang. Tetapi ini sudah sepekan, namun belum juga kunjung datang. Dari agen tidak ada penjelasan yang pasti, sementara persediaan terus menipis," katanya.
Berdasarkan data Pertamina Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), untuk penyaluran gas elpiji 12 kg di wilayah Riau dilayani 19 agen dengan rata-rata penyaluran 100 metric ton per hari.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014