Konferensi International Conference on Forest City (ICFC) akan menjadi ajang bagi para akademisi, peneliti, aktivis dan praktisi yang berasal dari 12 negara untuk saling memberikan pendapat dan masukan konstruktif mengenai konsep kota hutan, dengan m
Jakarta (ANTARA) - Para peneliti, aktivis dan praktisi dari 12 negara akan berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Pembangunan Kota Hutan dan Pemulihan Keanekaragaman Hayati dan Budaya yang digelar Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (29/5) dan Kamis (30/5).
“Konferensi International Conference on Forest City (ICFC) akan menjadi ajang bagi para akademisi, peneliti, aktivis dan praktisi yang berasal dari 12 negara untuk saling memberikan pendapat dan masukan konstruktif mengenai konsep kota hutan, dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna Safitri dalam paparan media sebagaimana keterangan di Jakarta, Selasa.
Dalam konferensi internasional ini, Myrna mengatakan Otorita IKN (OIKN) menggelar beragam kegiatan seperti kunjungan lapangan ke IKN, seminar, kuliah umum, dan diskusi panel.
Berdasarkan unggahan OIKN di akun media sosialnya mengenai ICFC, partisipan dalam konferensi ini berasal dari beberapa negara seperti Belanda, Australia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Malaysia, dan Thailand.
Sehari sebelum dimulainya ICFC yakni pada Selasa, para pembicara dan partisipan yang akan hadir secara langsung diajak OIKN untuk mengunjungi Miniatur Hutan Hujan Tropis di Nusantara dan Bukit Bangkirai untuk melihat secara langsung kondisi hutan yang ada di Nusantara.
Di Miniatur Hutan Hujan Tropis, partisipan juga diajak untuk serentak menanam pohon dan melepas liarkan 30 burung yang merupakan spesies endemik Kalimantan.
“Tujuan mengajak para partisipan ke wilayah lindung yang ada di Nusantara adalah untuk memberikan gambaran yang nyata dan permasalahan dari hutan-hutan yang ada di IKN, sehingga nantinya diskusi yang diberikan akan berdasar pada observasi langsung,” kata Myrna.
Guru Besar Universitas Mulawarman Profesor Esti Handayani Hardi menyebut antusiasme masyarakat dan akademisi dalam ICFC sangat besar mengingat topik yang dibawa sangat dekat dengan lingkungan masyarakat.
“Membangun Nusantara tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi peran aktif akademisi, lembaga pendidikan, bahkan masyarakat umum sangatlah penting sehingga nantinya akan banyak masukan dari beberapa elemen serta saling melengkapi aspek-aspek yang telah dan akan dikembangkan,” kata Esti.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Profesor Rudianto Amirta menyambut baik diadakannya ICFC mengingat kajian kehutanan menjadi fokus Universitas Mulawarman sejak lama.
“Fokus pada kajian kehutanan yang telah lama dikaji oleh Universitas Mulawarman selaras dengan konsep kota hutan yang diusung dalam pembangunan Nusantara. Selain itu dengan antusiasme yang tinggi pada ICFC yang merupakan seminar dengan skala internasional, diperkirakan akan terbit lebih dari 100 dokumen ilmiah yang membahas kota hutan di Nusantara, dan dunia,” kata Rudianto.
ICFC akan dilaksanakan pada 29 dan 30 Mei 2024 di Universitas Mulawarman Hub Samarinda. Panelis dan pembicara yang diundang berjumlah 170 orang, yang berasal dari 12 negara dan mewakili institusi pendidikan, lembaga swadaya, perusahaan dan masyarakat umum.
Baca juga: OIKN: Groundbreaking Tahap 6 di IKN menunggu jadwal Presiden RI
Baca juga: OIKN: Platform lalin berbasis AI bantu IKN capai kota berkelanjutan
Baca juga: OIKN ungkap sekitar 50 lebih LoI teknologi kota cerdas IKN
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024