"Kami tidak akan mundur sampai kita menghabisi semua kelompok teroris dan menyelamatkan rakyat kami di Anbar," kata Maliki seperti dikutip oleh televisi pemerintah Iraqiya.
Bagian-bagian dari Ramadi dan Fallujah, sebelah barat Baghdad, telah dikuasai gerilyawan selama berhari-hari, mengingatkan kembali ke tahun-tahun setelah invasi 2003 pimpinan AS ketika kedua kota adalah kubu pemberontak.
Pertempuran meletus di wilayah Ramadoi, Senin, ketika pasukan keamanan berusaha melenyapkan kamp protes utama anti pemerintah yang dibentuk setelah demonstrasi meletus akhir 2012 terhadap apa yang Sunni Arab katakan adalah marjinalisasi dan penargetan komunitas mereka.
Hal ini kemudian menyebar ke Fallujah, dan pasukan keamanan kemudian menarik diri dari wilayah kedua kota, meninggalkan mereka terbuka untuk diterkam Al Qaida Islam Irak dan Levant untuk bergerak masuk.
Sabtu, seorang pejabat senior keamanan di Provinsi Anbar mengatakan bahwa Fallujah benar-benar di luar kontrol pemerintah dan di tangan ISIL.
Pertempuran hari Jumat antara polisi dan suku sekutu di satu sisi dan gerilyawan ISIL di pihak yang lain menewaskan lebih dari 100 orang di Ramadi dan Fallujah, kata beberapa pejabat keamanan seperti dikutip AFP.
(H-AK)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014