"Kita memberikan hibah kepada pihak kelurahan rawan bencana seperti perahu karet, tenda pengungsi, pelampung, jaket keselamatan, tali caramantel, 'ring buoy' dan senter," kata Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan Muhammad Nur saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Nur merinci barang tersebut terdiri dari satu unit tenda pengungsi berukuran 6x11 meter, satu atau dua unit perahu sekoci (polyethylene/PE), dan 100 hingga 200 meter tali caramantel.
Kemudian, dua hingga lima unit "ring buoy" dan 10 hingga 20 buah pelampung penyelamat. Semua barang tersebut bersumber dari APBD.
Baca juga: Ternyata wisata tentang kebencanaan diminati masyarakat
Selain itu, langkah mitigasi lainnya yang dilakukan BPBD, yakni mengadakan program edukasi peningkatan kapasitas aparat kelurahan dan PPSU terkait simulasi bencana.
Menurut dia, penting untuk melibatkan pihak kelurahan lantaran lebih memahami wilayahnya dimana yang sering terjadi rawan bencana.
"Semua kita serahkan kepada pihak kelurahan dalam hal ini lurah sebagai pemegang komando di saat terjadi bencana," ujarnya.
Baca juga: Fesdikgana untuk tingkatkan pengetahuan kebencanaan bagi pelajar
Hal ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1245 Tahun 2020 tentang Penetapan Lurah Sebagai Pengelola Penanggulangan Bencana di Wilayah Kelurahan.
Diharapkan dengan adanya edukasi serta penyediaan sarana dan prasarana mampu memberikan kesadaran masyarakat terutama di tingkat kelurahan untuk mampu mempersiapkan diri menghadapi bencana.
Baca juga: Lurah berperan penting untuk atasi bencana di Jakarta Selatan
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024