Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dan diabetes dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Wismandari Wisnu menjelaskan bahwa sakit gondok beda dengan gondongan.
Gondongan atau parotitis terjadi ketika kelenjar parotis, kelenjar yang memproduksi air liur, terinfeksi virus sehingga mengalami peradangan dan menimbulkan pembengkakan pada bagian pipi dan rahang.
Sedangkan sakit gondok, menurut penjelasan dokter Wismandari dalam acara daring pada Selasa, terjadi karena pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar yang memproduksi hormon-hormon untuk keperluan metabolisme.
Ia mengatakan bahwa kelenjar tiroid ada di bagian depan leher dengan dua lobus di sebelah kanan dan kiri tenggorokan.
Baca juga: Gangguan tiroid kerap tak disadari pasien
Baca juga: Benjolan di leher akibat gangguan tiroid punya tanda khas
Menurut dokter Wismandari, pembengkakan kelenjar tiroid atau sakit gondok bisa terjadi karena infeksi bakteri, penyakit autoimun, atau terapi radiasi.
"Sakit tiroid atau gondok itu biasanya ada beberapa jenisnya, yang bisa dilihat dari fungsinya yang sakit atau bentuknya yang sakit," katanya.
Ia mengatakan bahwa sakit gondok bisa menyebabkan penurunan atau kenaikan berat badan, gangguan tidur, dan benjolan pada area leher.
Menurut dia, penanganan masalah kelenjar tiroid dilakukan sesuai dengan kondisinya. Obat pengganti hormon tiroid dapat digunakan pada pasien dengan kondisi hipotiroid dan obat penurun produksi hormon tiroid bisa diberikan kepada pasien dengan kondisi hipertiroid.
Selain itu, dokter Wismandari mengatakan, penghancuran sel-sel tiroid, operasi, dan terapi iodium radioaktif juga bisa menjadi opsi dalam menangani gangguan pada kelenjar tiroid.
Baca juga: Cara mencegah dan mengobati penyakit gondok
Baca juga: Masalah tiroid lebih sering dialami perempuan
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024