Sidoarjo (ANTARA News) - Upaya Lapindo Brantas Inc. menjalankan
relief well (pengeboran miring) untuk menghentikan semburan lumpur panas di sumur Banjar Panji I terhambat karena warga Desa Keboguyang melarang perusahaan itu mengambil air dari Kali Porong.
Ratusan warga Keboguyang, Kecamatan Jabon, Jumat, berunjukrasa menolak Lapindo Brantas mengambil air Kali Porong untuk pengoperasian
relief well, bahkan warga membakar sebuah posko pompa air yang dibuat untuk pekerjaan tersebut.
Aksi warga yang terjadi sekitar pukul 10.00 WIB itu, melarang segala aktivitas para pekerja tim I yang terdiri dari personil Lapindo Brantas dan BP Migas.
Massa juga merusak empat unit pompa air yang dipasang di tanggul Kali Porong, tepatnya di Dusun Boaran, Desa Keboguyang.
"Kami khawatir, Kali Porong juga akan menjadi tempat pembuangan lumpur, sementara tuntutan kami agar dilakukan penguatan tanggul belum dipenuhi. Aliran lumpur tetap meluber mengarah ke desa kami. Saat ini, warga merasa belum pernah diberitahu atas aktivitas pemasangan pompa air sekaligus jaringan pipa menuju kali Porong," ucap Rahmat, salah seorang warga Keboguyang di lokasi unjukrasa.
Tindakan warga itu dapat diredam setelah puluhan anggota Brimob Polda Jatim datang ke lokasi. Petugas berhasil mengamankan puluhan pekerja tim I serta mengevakuasi empat unit pompa yang terpasang di tanggul Kali Porong.
External Relation and Security Lapindo Brantas Inc, Budi Susanto menyesalkan tindakan warga secara sepihak itu.
"Ya, ini mungkin kurang sosialisasi atau bisa saja untuk menunggangi. Yang pasti kita memasang pompa air dan jaringan pipa di Kali Porong itu, bukan untuk pembuangan lumpur, tapi untuk pengambilan air mendukung operasional
relief well di Jatirejo," ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan perbaikan di lokasi pascaterendam lumpur,
relief well di Jatierejo sudah siap dioperasikan. Rencananya, operasional peralatan pengeboran miring untuk menyumbat semburan lumpur itu dimulai pada 4 September 2006 mendatang.
"Air itu dibutuhkan untuk proses pembuatan lumpur padat yang akan dimasukan bersamaan dengan pengeboran miring, guna menyumbat semburan. Nah, kalau sekarang kami dilarang warga mengambil air di kali Porong, tentunya akan menjadi hambatan sendiri dalam mengoperasional
relief well," tuturnya.
Namun demikian, pihaknya tetap akan melakukan pendekatan dengan warga agar bisa mengambil kebutuhan air untuk
relief well di kali Porong.
"Ya, kita tentunya akan memikirkan cara lain. Apakah dengan mengebor untuk mendapatkan air itu, atau mendatangkan air dengan truk tangki. Pokoknya, kita harapkan
relief well di Jatirejo, bisa dioperasional sesuai rencana," papar Budi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006