Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan sanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.

"China mendesak AS untuk secara mendalam merenungi perbuatannya, menghadapi tanggung jawab atas eskalasi krisis Ukraina, menghentikan fitnah dan tekanan serta berhenti menyalahgunakan sanksi sepihak yang tidak sah," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing pada Senin.

China menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah perusahaan pertahanan Amerika Serikat termasuk yaitu Unit Pertahanan, Antariksa dan Keamanan Boeing, General Atomics Aeronautical Systems dan General Dynamics Land Systems.

Hal ini dilakukan pemerintah China lantaran kebijakan AS menjual senjata ke Taiwan yang dinilai Beijing pelanggaran serius prinsip China-AS dan sudah mencampuri urusan dalam negeri China.

"Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan China dan merupakan garis merah pertama yang tidak boleh dilewati dalam hubungan China-AS. Tidak ada negara, organisasi atau individu yang boleh meremehkan tekad, kemauan, dan kemampuan dari pemerintah dan rakyat China dalam mempertahankan kedaulatan negara dan integritas wilayahnya, atau membayangkan mereka dapat melewati batas dalam soal Taiwan tanpa harus membayar harga apa pun," ungkap Mao Ning.

Sedangkan terkait krisis Ukraina, dimana sejumlah perusahaan China mendapat sanksi dari AS karena dianggap membantu Rusia, Mao Ning mengatakan China selalu menjunjung tinggi posisi adil dan obyektif serta bekerja keras untuk mendorong perundingan perdamaian.

"Kami mendorong dan mendukung semua upaya bagi penyelesaian krisis secara damai, dan mendukung konferensi perdamaian internasional yang diadakan pada waktu yang tepat dan diakui oleh Rusia dan Ukraina, dengan partisipasi yang setara dan adil oleh semua pihak," papar Mao Ning.

Mao Ning menyebut China juga siap menjaga komunikasi dengan komunitas internasional dalam mendorong penyelesaian politik krisis Ukraina.

Bagi Boeing, sanksi tersebut merupakan kedua kalinya setelah pada 2022 saat China menjatuhkan sanksi terhadap CEO Boeing Defense, Space and Security Ted Colbert setelah perusahaan tersebut memenangkan kontrak senilai 355 juta dolar AS untuk memasok rudal Harpoon ke Taiwan.

Sementara General Atomics dan General Dynamics sanksi tersebut merupakan kelanjutan pembekuan aset yang dimiliki China pada April lalu karena General Atomics memproduksi drone predator dan reaper yang digunakan oleh militer AS sementara General Dynamics mengoperasikan setengah lusin operasi layanan penerbangan Gulfstream dan jet di China.

Kementerian Luar Negeri China juga mengumumkan sanksi ke mantan anggota mantan anggota Partai Republik dari Wisconsin, Mike Gallagher, usai memimpin delegasi politisi bipartisan AS ke Taiwan.

Mike Gallagher dinilai kerap mengeluarkan pernyataan dan mengambil tindakan yang mencampuri urusan dalam negeri China, merusak kedaulatan dan integritas wilayah negaranya serta melanggar kepentingan Beijing dalam beberapa tahun terakhir.

Gallagher dilarang masuk China dan entitas serta individu China dilarang melakukan transaksi atau pun bekerja sama dengannya. Phak berwenang akan membekukan properti apa pun yang dimilikinya di China.

Sebelumnya, Beijing menjatuhkan sanksi serupa terhadap mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. perwakilan Kongres AS Michael McCaul dari Texas juga diberi sanksi oleh Beijing setelah melakukan perjalanan ke Taiwan.

Baca juga: China tambah sanksi untuk 3 entitas AS imbas jual senjata ke Taiwan
Baca juga: Beijing minta AS tak campuri latihan militer China di sekitar Taiwan
Baca juga: China kritik paket bantuan militer Amerika Serikat ke Taiwan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024