Seoul (ANTARA) - China, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Trilateral kesembilan di Seoul pada Senin (27/5) sepakat untuk menetapkan 2025 dan 2026 sebagai Tahun Pertukaran Budaya China-Jepang-Korea Selatan.

Berdekatan secara geografis dan terhubung secara budaya, ketiga negara tetangga di Asia Timur ini memiliki hubungan antarmasyarakat dan pertukaran budaya yang kuat, serta pariwisata yang berkembang memberikan dorongan lebih lanjut terhadap interaksi di antara masyarakatnya.

Masato Takashima, seorang penulis majalah wisata Jepang yang belum lama ini melakukan kunjungan selama lima hari ke China, sangat terkesan dengan kecintaan orang-orang terhadap pakaian tradisional China, Hanfu.

Ia menganggap budaya Hanfu di China sangat menakjubkan. Di Xi'an dan Luoyang, ujarnya, orang-orang tidak hanya mengenakan Hanfu di lokasi wisata, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita bisa melihat orang-orang mengenakannya di jalanan. Ini memberi kita perasaan seperti sedang melakukan perjalanan melintasi waktu," kataTakashima kepada Xinhua.

"Artikel yang saya tulis untuk sebuah majalah wisata terkenal akan segera diterbitkan. Saya berharap lebih banyak orang Jepang dapat memahami China yang makmur dan indah," ungkap penulis asal Jepang tersebut.

Kedekatan budaya dan kemiripan tradisi membuat China menjadi sebuah destinasi yang menarik bagi wisatawan Jepang dan Korsel, beberapa di antaranya terpesona oleh lanskap yang beragam dari negara yang luas itu.

"Gedung-gedung di Shanghai yang sangat tinggi dan indah, serta orang-orang di sana juga sangat ramah," kata Kim Rin, seorang wisatawan asal Korsel yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke China bersama kekasihnya, kepada Xinhua.

Jumlah wisatawan Korsel yang melakukan perjalanan ke China telah meningkat secara signifikan baru-baru ini.

Angka-angka dari agen perjalanan terbesar di Korsel, Hana Tour, menunjukkan bahwa pemesanan paket wisata ke China pada Mei ini meningkat 608 persen secara tahunan (year on year).

Selain kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, tempat-tempat seperti Zhangjiajie di Provinsi Hunan dan Gunung Changbai di Provinsi Jilin juga termasuk di antara pilihan yang paling disukai oleh para pelancong dari Korsel.

Ketertarikan terhadap panda juga memikat para pengunjung ke China. Setelah Fu Bao, panda raksasa pertama yang lahir di Korsel kembali ke China, beberapa agen perjalanan Korsel meluncurkan rencana perjalanan "wisata panda", yang membawa para wisatawan ke Provinsi Sichuan, China, untuk melihat panda-panda yang menggemaskan

"Saya sangat menantikan perjalanan saya berikutnya ke China, dan saya berharap dapat mengunjungi kota-kota yang memiliki lebih banyak karakteristik lokal," ujar Kim setelah mengakhiri perjalanannya ke kota metropolis modern di China, Shanghai.

Selain banyak wisatawan Jepang dan Korsel yang gemar mengunjungi China, kedua negara itu juga merupakan destinasi favorit bagi wisatawan China.

Data terbaru dari Ctrip, sebuah platform perjalanan terkemuka di China, menunjukkan bahwa Jepang dan Korsel termasuk di antara tiga destinasi internasional teratas bagi wisatawan China selama liburan Hari Buruh.

Pada kuartal pertama (Q1) 2024, Korsel menerima sekitar 3,4 juta wisatawan asing, yang 1,01 juta di antaranya berasal dari China, sehingga menempati urutan pertama di antara semua wisatawan asing, menurut data pemerintah.

Xu Qing (76), seorang wisatawan China yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Seoul bersama putri dan cucunya, mengatakan kepada Xinhua,"Korea Selatan sangat dekat dengan China. Sangat nyaman untuk bepergian di Seoul."

"Orang-orang di sini sangat ramah. Kota ini sangat bersih dan sangat aman," katanya.

China juga menjadi sumber yang penting bagi Jepang dan daya beli pengunjung China sangat disukai oleh para pelaku bisnis di sektor pariwisata.

Data yang dirilis oleh Badan Pariwisata Jepang mengungkapkan bahwa wisatawan China di Jepang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita tertinggi di antara semua pengunjung asing pada Q1, yaitu sebesar 293.100 yen (sekitar Rp30 juta).

Selain berbelanja, wisatawan China juga semakin banyak yang berfokus merasakan budaya dan tradisi lokal, menurut laporan media Jepang.

Sebuah artikel di The Yomiuri Shimbun baru-baru ini menyebutkan bahwa wisatawan China yang berkunjung ke Jepang tampaknya mengubah kebiasaan belanja mereka dan lebih berfokus untuk merasakan budaya Jepang.

Digelar kembali setelah absen selama lebih dari empat tahun, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Trilateral di Seoul diharapkan dapat menambah momentum kerja sama di antara tiga negara tetangga Asia Timur itu.

Pertukaran budaya dan kerja sama ekonomi serta perdagangan juga akan mendapatkan dorongan lebih lanjut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024