Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Djoko Santoso mengemukakan, kesiapan personel dan peralatan pendukung pasukan TNI yang akan diberangkatkan ke Lebanon, telah mencapai 80-90 persen.Batalyon Mekanis TNI Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) PBB tengah menjalani latihan pratugas di Markas Divisi 1/Kostrad Cilodong, hingga 12 September 2006, katanya, usai memimpin serah terima jabatan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Jakarta, Jumat.Jabatan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) diserahterimakan dari pejabat lama Mayjen TNI Syaiful Rizal kepada Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary."Persiapan personel dan peralatan telah mencapai 80-90 persen. Pada prinsipnya kita telah siap, tinggal menunggu keputusan PBB. Mungkin bulan depan pasukan TNI akan diberangkatkan," kata Djoko. Hingga kini Indonesia masih menunggu Konsep operasi dan "rule of engagament" Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, yang akan segera disahkan pekan depan. Pengesahan akan dilakukan pada awal pekan depan, setelah Dewan Keamanan (DK) PBB merampungkan konsep operasi dan "rule of engagement" (aturan dalam penugasan pemeliharaan perdamaian) melalui pembahasan alot sejak awal pekan ini. Seharusnya, konsep operasi dan `rule of engagament` sudah selesai dan segera dibagikan kepada negara-negara peserta pada pekan ini, namun, konsep itu baru akan ditandatangani pada Senin (4/9). Beberapa hal teknis yang perlu dipertajam dalam `rule of engagement`, antara lain ketentuan mengenai boleh tidaknya, seorang prajurit pemelihara perdamaian PBB melakukan serangan bersenjata untuk menghadapi serangan yang dilancarkan baik tentara Israel maupun Hizbullah. Saat ini TNI sudah mendapat lampu hijau dari PBB tentang keikutsertaannya dalam pasukan perdamaian untruk Lebanon.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006