Pulau Flores di NTT terkenal dengan sejarah dan warisan kekatolikannya, Flores juga sering disebut sebagai Pulau Misionaris, pulau ini memiliki potensi dan daya tarik luar biasa untuk pariwisata religi, terutama melalui inkulturasi antara gereja Kato
Labuan Bajo (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) secara khusus memiliki potensi dan daya tarik luar biasa sebagai destinasi pariwisata religi dan budaya terutama dengan adanya inkulturasi antara gereja Katolik dan budaya lokal masyarakat setempat.

"Pulau Flores di NTT terkenal dengan sejarah dan warisan kekatolikannya, Flores juga sering disebut sebagai Pulau Misionaris, pulau ini memiliki potensi dan daya tarik luar biasa untuk pariwisata religi, terutama melalui inkulturasi antara gereja Katolik dan budaya masyarakat lokal setempat," katanya dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam webinar yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bertajuk 'Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Religi Katolik di Pulau Flores' untuk menjawab peluang dan tantangan pengembangan pariwisata religi Katolik di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menparekraf menilai inkulturasi gereja Katolik dan budaya masyarakat lokal setempat dinilai dapat memberikan pengalaman spiritual dan daya magis bagi para pengunjung yang ingin melakukan perjalanan religi ke Pulau Flores.

"Diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata ziarah religi, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, selain mendorong pertumbuhan ekonomi, juga untuk merawat budaya dan tradisi inkulturasi gereja Katolik yang sudah ada selama ini," katanya.

Ia menjelaskan untuk mendukung pengembangan pariwisata NTT pada tahun 2024 terdapat empat event tahunan yang masuk dalam Kalender Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dari empat event tersebut, lanjut dia, sebanyak dua di antaranya adalah event bertema religi dan budaya, yaitu Festival Golokoe di Labuan Bajo dan Festival Bale Nagi di Larantuka yang sudah terlebih dahulu masuk KEN pada tahun 2023 lalu.

Potensi kunjungan wisata ziarah religi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjadi jalan merawat budaya dan tradisi Katolik.

Ia menjelaskan Kalender Tahunan Pariwisata NTT juga mencatat penyelenggaraan festival dan event religi dan budaya Katolik di Pulau Flores secara rutin diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, selain event bertema pariwisata secara universal sebut saja Festival Golokoe, event inkulturasi Semana Santa, Festival Lembah Kisol dan lainnya.

Selain itu, promosi terkait berbagai destinasi religi sebagai tujuan ziarah dan edukasi Katolik juga dilakukan. Tak kurang dari 2.710 gereja Katolik yang tersebar di Pulau Flores kedepannya akan dikembangkan dan dirancang menjadi jalur religi (pilgrim) ziarah Katolik Pulau Flores.

Pendiri dan Dewan Penasehat Magister Perencanaan Pariwisata Institut Teknologi Bandung (ITB) Myra Gunawan menjelaskan Pulau Flores memiliki berbagai sumber daya yang dapat mendukung pariwisata, baik alam maupun budaya, termasuk sumber daya non kreasi yang tidak dikaitkan dengan bisnis.

Namun demikian terkait sejarah dan religi dinilai masih banyak yang belum termanfaatkan secara optimal, sementara di sisi lain pariwisata religi di Flores sebenarnya dapat menjadi contoh pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

"Ada begitu banyak potensi seperti misalnya prosesi Semana Santa dan banyaknya tempat ziarah yang telah dibangun oleh para misionaris dan biarawan Katolik dari ujung barat hingga timur Pulau Flores yang juga sudah lekat dengan masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan kegiatan religi prosesi Semana Santa di Larantuka dinilai merupakan event religi Katolik terbesar di Indonesia.

Jumlah peziarah prosesi Semana Santa di Larantuka pada tahun 2024 tercatat sebanyak 23.123 peziarah yang terdiri dari 7.753 peziarah dari luar Keuskupan Larantuka dan 15.460 peziarah dari dalam Keuskupan Larantuka.


Baca juga: Menparekraf harap Pulau Flores jadi pusat wisata religi umat Katolik
Baca juga: BPOLBF gelar webinar jawab peluang dan tantangan wisata religi Flores
Baca juga: BPOLBF tekankan pentingnya pengalaman dalam pengembangan wisata religi

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024