Dengan adanya program Siswa Sadar Sampah, kami berupaya menciptakan kebiasaan memilah sampah di kalangan mahasiswa dan masyarakat

Purwokerto (ANTARA) - Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong meluncurkan program Siswa Sadar Sampah di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, dengan tema "Membangun Generasi Emas Menuju Indonesia Emas".

Dalam peluncuran yang digelar di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Senin, Wamen LHK mengatakan, tujuan utama program tersebut untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang dengan memilah sampah yang bisa dimanfaatkan.

"Kunci keberhasilan pengelolaan sampah adalah inovasi sosial, kelembagaan, kebijakan, teknologi, dan pembiayaan, serta komitmen dari para stakeholder, khususnya pimpinan daerah," katanya.

Ia mengharapkan melalui program tersebut akan tercipta kesadaran dan kebiasaan baru dalam mengelola sampah yang akan berdampak positif bagi kelestarian lingkungan pada masa depan.

Saat memberi keterangan pers, Alue mengatakan, program Siswa Sadar Sampah merupakan upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, khususnya bagi peserta didik tentang bagaimana budaya mengelola sampah.

Selain itu, katanya, mengembangkan pola pikir baru bahwa setiap orang termasuk peserta didik harus menjaga lingkungan hidup dan mengelola sampah dengan baik supaya tidak menyebabkan polusi di lingkungan.

Menurut dia, hal itu termasuk keterlibatan semua pihak, salah satunya Universitas Muhammadiyah Purwokerto, yang diharapkan terlibat secara aktif karena memiliki modal yang besar berupa mahasiswa yang mencapai 17.700 orang.

"Itu modalitas yang luar biasa yang bisa ikut berpartisipasi di dalam mengelola sampah, termasuk tadi kalau bisa membuat bank sampah yang ada di sini, tempat pembelajaran juga tentang sistem circular economy," katanya.

Saat ini, kata dia, sampah dapat diolah sebagai bahan materi baru dan selanjutnya diolah lagi menjadi bahan produksi baru sehingga bermanfaat.

Dengan demikian, lanjutnya, sampah bukan lagi momok sesuatu yang kotor dan tidak berguna atau tidak bermanfaat tetapi memiliki nilai ekonomi.

"Itu opportunity bagi para siswa, mahasiswa, juga para dosen," kata Wamen LHK.

Sementara itu, Rektor UMP Jebul Suroso mengatakan, Relawan Hijau UMP yang terdiri atas mahasiswa lintas jurusan dan dari luar kampus telah aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan di kampus.

Menurut dia, tugas utama para sukarelawan adalah memastikan setiap acara di kampus bebas dari sampah, terutama sampah plastik.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan peluncuran program Siswa Sadar Sampah tersebut dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

"Dengan adanya program Siswa Sadar Sampah, kami berupaya menciptakan kebiasaan memilah sampah di kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar, serta meningkatkan nilai ekonomis sampah melalui pengelolaan yang tepat," katanya.

Karena itu, kata dia, program Siswa Sadar Sampah menandai langkah signifikan perguruan tinggi tersebut dalam mendukung program pemerintah untuk Indonesia bebas dari sampah, serta menciptakan generasi emas yang peduli terhadap lingkungan.

"Kami terus berkomitmen untuk menjadikan lingkungan sebagai prioritas utama dalam setiap kegiatan akademik dan nonakademik di kampus," kata Rektor.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024