Jakarta (ANTARA News) - Kaburnya Mayor Alfredo Reinhado dari penjara di Becora dinilai akan berpengaruh pada konstelasi sosial-politik di negeri itu, yang sedang berusaha memulihkan krisis keamanan dengan pemerintahan baru di bawah PM Jose Ramos Horta. "Saya kira (kaburnya Mayor Alfredo) akan sedikit mengguncang situasi politik di Timor Leste. Kejadian ini sekaligus juga pukulan bagi pemerintahan baru dan pasukan internasional yang didatangkan untuk menjaga keamanan," kata akademisi dari Universidade da Paz Dili, Dionisio "Didi" Babo Soares, SH, M.Phil, PhD kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat. Mayor Alfredo Reinhado, pemberontak yang pernah memimpin ratusan tentara yang membangkang karena dipecat dari dinas ketentaraan oleh Panglima Angkatan Bersenjata (FDTL) Brigjen Taur Matan Ruan, Rabu (30/8), bersama puluhan penghuni lainnya kabur dari penjara Becora Dili. Menurut Didi -- panggilan karib Dionisio Babo Soares -- yang berada di Jakarta dalam kapasitasnya sebagai Ketua "Commission of Truth and Friendship" (Komisi Kebenaran dan Persahabatan/KKP) dari Timor Leste --memang ada berbagai penjelasan mengenai penyebab larinya Alfredo Reinhado. Pertama, karena kecerobohan sipir penjara Becora yang pengamanannya semakin kendor, dan kedua kemungkinan bantuan orang dalam penjara, yang bersimpati dalam kaitan konflik "Loromonu", (sebutan untuk masyarakat Timor Leste asal wilayah barat) dan "Lorosae" (sebutan untuk masyarakat Timor Leste di wilayah timur). "Ada analisis semacam itu, yakni sipir penjara bersimpati kepada orang sedaerah asal Alfredo dari `Loromonu`, meski faktor ini harus diselidiki," katanya. Dari keterangan resmi yang diketahui, Alfredo Reinhado memanfaatkan waktu kunjungan ke penjara Becora untuk berusaha melarikan diri, dan ternyata hal itu berhasil dilakukan bersama-sama dengan puluhan penghuni lainnya. "Saksi-saksi mata menyebutkan mereka berhasil kabur setelah mengancam dengan pisau dan senjata tajam kepada sipir penjara Becora," katanya. Menjawab pertanyaan bagaimana kemungkinan kondisi sosial-politik di Timor Leste dengan kejadian itu, sementara di sisi lain kondisi keamanan masih belum kondusif, meski ada pasukan internasional yang didominasi Australia, ia mengatakan bahwa pemerintahan baru pimpinan PM Jose Ramos Horta harus segera dapat menyelesaikannya. Ramos Horta naik menggantikan Mari Alkatiri pasca krisis bersenjata, yang salah satu faktornya adalah pemberontakan Alfredo Reinhado. "Mestinya tanpa harus melibatkan Presiden Xanana Gusmao, PM Ramos Horta kita harapkan dapat menangani masalah ini, karena kalau tidak segera ditangani akan berimbas ke masalah serius," kata Dionisio Babo, yang juga salah satu anggota Dewan Negara, yang bertugas memberi nasihat kepada Presiden Timor Leste. (*)

Copyright © ANTARA 2006