Ini tolong dibuat perencanaannya
Jakarta (ANTARA) - Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir menekankan pentingnya konsep perencanaan menjaga persediaan komoditas pangan dalam mengendalikan inflasi.
Hal itu disampaikan Tomsi saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Ruang Sidang Utama (RSU) Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin. Dia mengatakan kementerian dan lembaga terkait maupun pemerintah daerah (Pemda) perlu memiliki konsep perencanaan menjaga ketersediaan komoditas.
Ia mencontohkan dalam menjaga ketersediaan bawang putih oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai pemberi persetujuan impor. Kemendag diimbau dapat memastikan berapa banyak bawang putih harus masuk setiap bulan dan bagaimana distribusi-nya.
"Pada minggu lalu juga saya laporkan kepada beliau (Mendagri) sesuai arahan, saya sudah minta untuk konsepnya, contoh ini contoh berkaitan dengan umpamanya bawang putih," kata Tomsi.
Konsep ini juga diperlukan dalam menghadapi fluktuatif harga cabai dan bawang merah. Kementerian Pertanian (Kementan) bisa merencanakan penanganan tahunan dengan mengacu pada kondisi tahun-tahun sebelumnya, seperti memahami penyebab kenaikan dan upaya jitu untuk menyeimbangkan-nya.
"Langkah-langkah seperti apa, siapa berbuat apa, kapan, dan di mana. Pada intinya seperti itu, sehingga betul-betul teman-teman bisa mengendalikan semaksimal mungkin," ujarnya.
Tomsi menjelaskan pada awal tahun atau sebelum masuk tahun baru semua pihak terkait telah mendapat data prediksi mengenai cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Untuk itu, kelangkaan komoditas akibat cuaca seperti adanya El Nino dan La Nina mestinya dapat teratasi.
Baca juga: Kemendagri minta daerah kembangkan inovasi dengan pendekatan ATM
Baca juga: Kemendagri gelar rapat guna susun kebijakan batas daerah
Baca juga: Mendagri: Pengelolaan SDA perlu orkestrasi besar lintas negara-sektor
"Nah kondisi-kondisi seperti ini itu 'kan bisa disesuaikan antara cuaca mengakibatkan kekurangan suplai, kemudian berkaitan dengan impor, ini bisa dirancang, juga berkaitan dengan jagung," jelas Tomsi.
Kendati demikian, dirinya menyayangkan saat waktunya dibutuhkan komoditas tersebut justru tak tersedia. Namun, saat memasuki musim panen komoditas impor justru baru tiba atau sisa barangnya masih masuk.
"Nah ini juga mengganggu proses panen kita berkaitan dengan harga," ucapnya.
Karena itu pada pertemuan kali ini, pihaknya berharap kementerian dan lembaga yang hadir fokus pada perencanaan satu tahun, berikut dengan argumentasi-nya. Langkah ini penting lantaran perencanaan yang matang belum diperoleh dan formula penanganan baru sebatas kerja-kerja seperti pemadam kebakaran.
Lebih lanjut, Tomsi juga meminta kepala daerah menyusun perencanaan penanganan tahunan dengan berkaca dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini seperti kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan kebutuhan komoditas meningkat, termasuk kondisi cuaca yang dapat mengakibatkan distribusi terganggu.
"Ini tolong dibuat perencanaannya," tegasnya.
Dia menilai penanganan kebutuhan komoditas boleh dilakukan secara jangka pendek. Namun, penanganan jangka panjang seperti menjalin perjanjian kerja sama antardaerah dalam memenuhi komoditas tetap perlu dilaksanakan.
Ini termasuk dengan upaya penanaman yang juga harus benar-benar dilakukan. "Saya memahami ada teman-teman yang dari tahun kemarin menanam, iya, tapi begitu panen tidak menanam lagi, akhirnya kembali lagi pada seperti semula," pungkas dia.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024