"Kalau mengajar teori itu saya perhatikan kayaknya kurang diingat, tetapi mereka suka cerita-cerita dongeng. Makanya 'guide'-nya kami usahakan tekniknya mendongeng," kata Project Coordinator Asia Pasicif Alliance for Disater Manajemen (A-PAD) Indonesia Lya Anggraini.
Hal itu disampaikan dalam acara daring bertajuk "Pendidikan Bencana Lewat Kegiatan Jejak Jelajah Bencana" yang diadakan BPBD DKI Jakarta, Senin.
Selain dongeng, masyarakat juga lebih menyukai untuk mendapatkan materi yang menarik, singkat dan mudah diingat khususnya tentang kebencanaan. Ini karena kecenderungan mereka saat ini yang banyak memanfaatkan media sosial dalam keseharian.
Baca juga: Lurah berperan penting untuk atasi bencana di Jakarta Selatan
Bukan hanya tentang materi, Lya juga mencatat metode menyampaikan pendidikan kebencanaan saat ini bisa melalui berbagai cara menarik seperti poster dan permainan.
"Antarnegara mengembangkan 'games-games'. A-PAD berencana menerjemahkan 'game' dari Korea Selatan," kata dia.
Di sisi lain, kata Lya, guru-guru di sejumlah sekolah juga membuat konten-konten presentasi yang menarik. Misalnya dengan menambahkan kartun atau animasi sehingga memudakan penerima mengingat materi.
A-PAD merupakan jejaring kemitraan trans-nasional yang memfasilitasi kerja sama untuk memperkuat ketangguhan berbagai aspek akibat bencana.
Baca juga: 16 kecamatan di Jakarta berpotensi rawan longsor
Lya bersama lembaganya beberapa waktu lalu menerima pendaftaran terkait pendidikan bencana melalui kegiatan "Jejak Jelajah Bencana". Dia menemukan fakta bahwa pendidikan kebencanaan diminati para ibu, padahal sebenarnya kala itu kegiatan diperuntukkan untuk kreator konten.
"Banyak ibu yang ingin daftar dan ikut dengan anak-anak mereka. Mereka tidak melihat bencana sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi kalau ada media yang bisa mengedukasi anak, mereka akan tertarik," ujar dia.
Pada kesempatan itu, Community Manager Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Aditya Ramadhan mengatakan edukasi di luar kelas cukup diminati saat ini.
Salah satunya ditandai selalu penuhnya jadwal di ruang literasi BPBD DKI.
"Tidak hanya belajar dari buku teks, cerita. Sebenarnya pendidikan sejak dini konteksnya yang seru-seru, dibawa jalan ke daerah yang pernah terjadi bencana, jadi anak antusias," kata dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024