Sinai Utara, Mesir (ANTARA News) - Militer Mesir, Kamis (2/1), menewaskan seorang gerilyawan sewaktu ia memasang peledak di dekat Rumah Sakit Sheikh Zuweid di Sinai Utara, kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.

"Pelaku teror itu adalah anggota keolmpok yang diilhami oleh Al Qaida dan berpusat di Sinai. Kelompok tersebut dikenal dengan nama Ansar Beit Al-Maqdis," kata sumber itu.

Ia menambahkan mayat gerilyawan yang tewas tersebut dibawa oleh rekannya sebelum mereka melarikan diri dari daerah itu, dan pasukan militer menjinakkan peledak tersebut.

Sementara itu, militer juga menghancurkan lima terowongan yang menghubungkan Kota Rafah di Mesir dengan wilayah Palestina, Jalur Gaza, kata Juru Bicara Militer Mohamed Ahmed Ali di dalam satu pernyataan pada Kamis, sebagaimana dilaporkan Xinhua.


Ali menambahkan militer juga menangkap 13 tersangka mujahidin, yang sekarang sedang diinterogasi.

Kondisi keamanan telah memburuk di Sinai sejak penggulingan presiden Mohamed Moursi oleh militer Mesir pada Juli, setelah gerilyawan garis keras menguasai semenanjung itu dan menggunakannya sebagai kubu untuk melancarkan serangan terhadap kompleks polisi serta militer.

Kekacauan meluas sejak penggulingan presiden Hosni Mubarak dalam aksi perlawanan rakyat 2011 dan gerilyawan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan, terutama di Sinai di perbatasan dengan Israel.

Pada Rabu (1/1) prajurit militer Mesir mengumumkan penangkapan 10 tersangka pelaku teror dalam aksi pemberantasan di beberapa kota dan di seluruh provinsi bergolak, Sinai Utara.

Dalam pernyataan pers, Ali mengatakan personel militer dan polisi menangkap tiga orang yang dicurigai akan memasang bom di pinggir jalan di kota Rafah.

Pasukan keamanan juga menangkap tujuh orang lagi karena dicurigai sebagai anggota kelompok gerilyawan, katanya.

Pada akhir Desember pemerintah Mesir menangkap Yassir Ali, seorang tokoh Ikhwanul Muslimin dan juru bicara mantan presiden Mohamed Moursi, kata Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim kepada satu saluran televisi lokal.

"Yassir Ali telah diserahkan ke kantor polisi Dokki di Giza," kata menteri tersebut pada Selasa (31/12).

Pemerintah, Rabu (25/12), mengumumkan Ikhwanul Muslimin sebagai "organisasi teroris", sehari setelah satu ledakan mengguncang markas departemen keamanan di Provinsi Daqahliya, sebelah utara Ibu Kota Mesir, Kairo, sehingga menewaskan 16 orang dan melukai lebih dari 100 orang lagi.

Kelompok Ansar Beit Al-Maqdis --yang tak memiliki hubungan langsung dengan Ikhwanul Muslimin-- mengaku bertanggung-jawab atas ledakan tersebut.

(Uu.C003)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014