Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Lebih dari 800.000 warga Bangladesh dievakuasi pemerintah setempat akibat topan Remal yang menghantam pesisir negara tersebut dari Teluk Bengal, Minggu.

Topan tersebut menyebabkan hujan deras, badai, dan gelombang pasang. Sejumlah distrik pesisir pun dilaporkan tergenang gelombang pasang setinggi 2,5 hingga 3,5 meter.

Topan Remal diperkirakan akan menyebabkan hembusan angin sebesar 110-130 kilometer per jam di pesisir Bangladesh dan gelombang pasang hingga setinggi 3 hingga 6 meter saat melintasi negara itu.

Menteri Negara Penanggulangan dan Pertolongan Bencana Bangladesh Muhibur Rahman di Dhaka mengatakan bahwa 800 ribu orang tersebut dievakuasi dari 16 distrik pesisir.

Ia menyerukan warga lainnya untuk mengungsi ke pusat pengungsian. Pemerintah Bangladesh juga telah menyiapkan 8.000 hingga 9.000 tempat mengungsi, kata dia.

Baca juga: Dilanda gelombang panas, Bangladesh catat suhu tertinggi sejak 1989

Sementara itu, menurut ahli cuaca dari Departemen Meteorologi Bangladesh Muhammad Abul Kalam, badai tersebut menerjang masuk Bangladesh dari dekat bagian selatan-tengah negara tersebut dan Pulau Sagar di Bengal Barat, India.

Ia mengakui bahwa rincian siklon tersebut baru dapat diketahui kemudian karena pihaknya tidak memiliki sistem observasi yang dapat mendeteksi topan secara langsung.

Badan cuaca negara tersebut juga telah mengumumkan tanda bahaya di sejumlah pelabuhan di Mongla, Payra, Chittagong, dan Cox's Bazar akibat topan Remal.

Seluruh bagian barat daya distrik Satkhira serta Cox's Bazar dikhawatirkan terdampak badai tersebut.

Hingga saat ini, dua orang, yaitu seorang pemuda dan lansia, dilaporkan tewas karena terbawa gelombang pasang akibat topan tersebut di pesisir distrik Satkhira dan Patuakhali.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Gelombang panas terjang Asia, sekolah ditutup

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024