Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN Agus Heru Purnomo mengatakan mereka harus melakukan berbagai adaptasi dan strategi dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
"Sayangnya adaptasi atau aksi yang mereka lakukan ada yang berhasil, tetapi sebagian lain kurang efektif," kata Agus dalam forum diskusi budaya yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemkot Jakut ajak pengurus RT dan RW ikut mitigasi perubahan iklim
Baca juga: Heru dan Wali Kota Melbourne diskusi banjir hingga perubahan iklim
Sungai-sungai besar itu kebanyakan berasal dari wilayah Jawa Barat. Di pesisir Jakarta, penduduk menetap dengan kondisi ekonomi yang tidak sebagus penduduk yang berada di wilayah lain.
Dalam jurnal ilmiah bertajuk Revisiting The Climate Change Adaptation Strategy of Jakarta's Coastal Communities yang diterbitkan tahun ini, Agus menuturkan Kecamatan Cilincing dan Penjaringan di Jakarta Utara paling rentan terdampak perubahan iklim karena berbatasan langsung dengan laut dan dilalui oleh sungai-sungai.
Penduduk yang bermukim pada kedua kecamatan itu berprofesi sebagai nelayan, pembudidaya, pengolah ikan, petani, hingga peternak. Mereka semua rentan, miskin, dan menghadapi dampak perubahan iklim.
Kondisi itulah yang membuat penduduk setempat harus beradaptasi menghadapi ancaman banjir akibat luapan sungai atau banjir rob akibat air laut naik ke daratan.
"Strategi adaptasi yang mereka lakukan beragam, seperti meninggikan rumah, membuat palang pintu agar air tidak masuk, dan menyedot air pakai pompa," kata Agus.
Penduduk pesisir, kata dia, membutuhkan intervensi dari pemerintah.
Beberapa proyek besar, seperti saluran pembuangan banjir dan reboisasi sudah dilakukan, namun aksi itu belum cukup untuk menyelamatkan penduduk pesisir dari dampak perubahan iklim.
Berbagai masalah masih ada meski adaptasi sudah dilakukan oleh masyarakat dan dibantu intervensi pemerintah.
Baca juga: Heru: Gerakan tanam pohon terus digelar untuk atasi perubahan iklim
Baca juga: Harapan nelayan Muara Angke dari tumpukan kerang hijau
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024