Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menegaskan, keberadaan Bundaran Besar berarsitektur Talawang di Kota Palangka Raya yang semula hanya berupa lapangan datar bertaman, menjadi simbol semangat sekaligus kekuatan bagi provinsi setempat.
Baca juga: Bundaran Besar jadi lokasi shalat id gubernur dan pejabat Kalteng
Menurutnya, keberadaan ikon daerah sangatlah penting, sebagai identitas maupun daya tarik wisata, yang akan menggerakkan perekonomian.
Sugianto mencontohkan, saat masyarakat berbicara tentang Monas dan Bundaran HI, maka orang sudah tahu kalau itu di Jakarta. Kemudian Jam Gadang di Sumatra Barat, hingga Jembatan Ampera di Palembang.
Baca juga: Gubernur Kalteng: Idul Fitri satukan hati dengan semangat kebaikan
Bundaran Besar digambarkan sebagai simbol semangat sekaligus kekuatan bagi Kalimantan Tengah, yakni dalam menahan gempuran dinamika pembangunan ke depan yang pastinya semakin berat, mulai dari pesatnya globalisasi dan digitalisasi, ancaman krisis energi dan pangan, bonus demografi, hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca juga: Pemprov Kalteng lengkapi pembangunan Bundaran Besar dengan RTH
Adapun pembangunan atau renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Kalteng dalam melakukan 'branding' daerah.
Tujuan pembangunan ini juga untuk menata sekaligus pengembangan kawasan publik. Termasuk upaya memenuhi kebutuhan terhadap bangunan modern dengan fasilitas pendukung pembangunan bersejarah yang memadai, sehingga kebutuhan terhadap ruang publik dan fasilitas umum dapat tertata dan terwujud secara optimal.
Baca juga: Demonstrasi besar melanda bundaran Tahrir
Baca juga: Bundaran Besar jadi lokasi shalat id gubernur dan pejabat Kalteng
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2024