Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meluncurkan program kampanye nasional pengendalian infeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI) untuk mempertajam kegiatan sosialisasi yang sudah dilakukan sebelumnya. "Flu burung akan menjadi sesuatu yang berada di sekitar kita dalam waktu yang mungkin tidak sebentar, karena itu kita harus siap dan menyiapkan masyarakat untuk menghadapi penyakit itu dengan mengkampanyekan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangannya," kata Ketua Harian Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Jumat. Pada peluncuran kampanye nasional yang dihadiri oleh perwakilan dari Unicef dan Kedutaan Besar Jepang sebagai lembaga pendukung, Bayu menjelaskan bahwa pemerintah akan menggunakan semua media yang ada untuk menyebarluaskan informasi mengenai pengendalian infeksi virus flu burung. Informasi yang akan disampaikan melalui kampanye nasional bertema "Tanggap Flu Burung!" itu, kata dia, terdiri atas langkah-langkah efektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tertular virus influenza tipe A subtipe H5N1. Bayu menjelaskan langkah-langkah efektif tersebut adalah tidak menyentuh unggas yang mati dan segera melaporkan kasus tersebut kepada kepala desa setempat, mencuci tangan dan peralatan memasak dengan sabun, memisahkan unggas dari manusia dan segera memeriksakan diri ke Puskesmas jika mengalami demam atau gejala flu lainnya setelah berdekatan dengan unggas. "Ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit tersebut tanpa menimbulkan kepanikan," katanya. Kepala Perwakilan Unicef di Indonesia, Gianfranco Rotigliano, menyatakan bahwa penanaman kesadaran masyarakat untuk mengenali dan mencegah terjadinya penularan virus sangat penting dalam upaya pengendalian flu burung. "Bila semua tahu tentang flu burung, bagaimana virus itu menular, apa akibatnya, bagaimana cara menghindari dan mencegahnya serta apa yang harus dilakukan bila menemukan kasus penyakit itu maka kasus akan lebih cepat dideteksi sehingga bisa lebih cepat ditangani dan tidak berakibat fatal," jelasnya. Namun demikian, ia melanjutkan tidak mudah menanamkan kesadaran dengan cepat kepada jutaan penduduk Indonesia yang sangat beragam dan tinggal wilayah yang sangat luas. "Adalah sebuah tantangan besar untuk menyampaikan informasi dan membuat semua orang paham mengingat Indonesia sangat luas dan penduduknya sangat beragam. Tapi itu harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini," katanya. Tantangan yang lain, menurut Bayu, adalah terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah untuk melakukan semua kegiatan pengendalian virus flu burung termasuk kampanye. "Yang jelas dananya tidak cukup kalau harus dibebankan kepada pemerintah. Kampanye untuk 220 juta penduduk membutuhkan dana besar sekali," katanya tanpa menyebutkan secara rinci dana yang dibutuhkan atau yang telah dikeluarkan pemerintah untuk kampanye nasional tersebut. Oleh karena itu, ia melanjutkan, pemerintah mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan kampanye nasional pengendalian flu burung di Tanah Air. "Kita undang semua pihak yang peduli untuk terlibat. Kita sudah punya materi dan bahan, tinggal bagaimana menyebarkan informasi itu supaya bisa menyentuh penduduk di setiap pelosok Indonesia agar efektif," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006