Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Hidayat Syah saat ditemui di Balai Pemuda usai pawai "Surabaya Vaganza" tahun 2024, Minggu, menyatakan keberagaman budaya menjadi penopang perkembangan daerah setempat dari waktu ke waktu.
"Selain itu, multikultur Surabaya ini multietnis, sehingga melibatkan beragam kelompok atau komunitas masyarakat," kata Hidayat.
Oleh karena itu, setiap pelaksanaan "Surabaya Vaganza" pemkot menggandeng dan melibatkan beragam perkumpulan atau komunitas masyarakat, seperti tahun ini yang mengambil tema "The Chronicle of Surabaya".
Baca juga: Eri Cahyadi: Rujak uleg gambaran toleransi di Kota Surabaya
Masing-masing komunitas itu melebur menjadi satu sembari menampilkan pertunjukan budayanya masing-masing, baik tarian, busana, maupun musik.
Beragam suguhan budaya yang ditampilkan mampu menghadirkan animo dari masyarakat Surabaya, sejak titik awal pemberangkatan pawai di Jalan Tunjungan hingga garis akhir di Jalan Gubernur Suryo.
"Ini mencerminkan sisi keberagaman di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Hidayat, sambutan dari masyarakat ini mencerminkan kondisi kehidupan sosial sehari-hari di Kota Surabaya, yakni rukun, guyub, dan memegang teguh toleransi.
Baca juga: Wali Kota Surabaya luncurkan "Arek Suroboyo Maknyos Makbleg"
Hidayat menyatakan siap menghadirkan lebih banyak komunitas masyarakat lintas daerah pada pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tahun depan.
"Warga daerah lain yang tinggal di Surabaya banyak, semoga tahun depan lebih banyak yang ikut," tuturnya.
Selain pertunjukan budaya, pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tahun 2024 juga menghadirkan rangkaian pawai mobil hias dari 22 instansi swasta, badan usaha milik daerah (BUMD), dan universitas.
Mobil hias yang dihadirkan memiliki kreasi unik dan menampilkan identitas masing-masing instansi, salah satunya dari Perusahaan Daerah Taman Satwa pengelola Kebun Binatang Surabaya.
Baca juga: DPRD dukung pemkot inovasi Parade Surabaya Juang
Kemudian, di bagian tengah ada satu ekor harimau dan singa yang terbuat dari susunan bunga, serta ada patung bekantan di bagian atasnya.
Beberapa peserta ada yang menggunakan kostum unik, seperti prajurit era Romawi, busana bangsawan era kolonial, tentara Jepang, hingga kesatria zaman kerajaan.
Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024