Tercatat hanya satu kasus konfirmasi pada jamaah haji dari sekitar dua juta jamaah dari seluruh dunia..."

Jakarta (ANTARA News) - Potensi penyebaran virus korona (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS-CoV) tidak sebesar dugaan sebelumnya, kata Dirrektur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama.

"Sangat sedikitnya kasus MERS-CoV yang terjadi sehubungan dengan musim haji. Tercatat hanya satu kasus konfirmasi pada jamaah haji dari sekitar dua juta jamaah dari seluruh dunia menjadi fakta yang menarik, dan menunjukkan bahwa potensi penyebaran penyakit ini tidak sebesar yang diduga sebelumnya," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Meski demikian, Tjandra mengatakan, MERS-CoV tetap menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai pada tahun 2014, terutama karena ada beberapa kasus penularan klaster atau terjangkit melalui kontak dengan kasus.

Kasus MERS-CoV pertama kali dideteksi di Saudi Arabia pada September 2012 dan menyebar ke beberapa negara, seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Tunisia dan Kuwait.

"Beberapa kasus yang terjadi di luar Saudi Arabia punya riwayat perjalanan ke Saudi Arabia sebelumnya, sebagian lainnya diketahui punya riwayat kontak dengan kasus atau penularan terbatas antarmanusia atau cluster," ujar Tjandra.

Adapun kasus penularan flu burung jenis baru H7N9, menurut dia, sejauh ini masih terbatas di daratan utama China.

"Beberapa kasus di luar daratan utama China, seperti di Taiwan dan Hongkong punya riwayat perjalanan ke daratan utama China sebelumnya," katanya.

Namun, ia menilai, belum ditemukannya virus H7N9 di luar China bukan berarti bahwa tidak akan ditemukan kasus tersebut di negara lain, karena moda transportasi yang modern membuat perpindahan manusia berikut kemungkinan penyakit yang dibawanya semakin cepat.

Tjandra mengatakan, saat ini penanggulangan difokuskan kepada sumber penyebaran, yaitu unggas dengan melakukan vaksinasi dan pemusnahan bagi unggas yang terinfeksi.

"Pengendalian penyakit pada sumbernya, yaitu unggas, berhasil menekan angka infeksi pada manusia. Secara umum kasus infeksi virus influenza dipengaruhi musim. Pada musim dingin, kasus influenza cenderung meningkat," ujar Tjandra.

Vitus flu yang sejauh ini dianggap gawat, antara lain jenis H7N9, H9N2 dan H1N1.

Untuk melakukan antisipasi terhadap ancaman penyebaran penyakit, masyarakat diharapkan dapat melakukan beberapa hal, terutama selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, menghindari rokok dan sering mencuci tangan menggunakan sabun.

Langkah lainnya, menurut dia, setiap orang diharapkan selalu menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan, serta melakukan cek kesehatan secara berkala.

"Bila ada gangguan kesehatan yang mengganggu, maka konsultasi pada petugas kesehatan," ujarnya.

Masyarakat juga diharap untuk selalu mengikuti perkembangan masalah kesehatan dengan mengikuti penyuluhan kesehatan, media dan bertanya pada petugas kesehatan.

"Upayakan juga hidup dengan seimbang, kelola stres, jalankan kaidah-kaidah agama. Hidup yang tenang secara kejiwaan akan amat berpengaruh bagi kesehatan fisik kita," demikian Tjandra. (*)

Pewarta: Arie Novarina
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014