"Bagi mereka yang tidak seideologi, tidak setuju dan menghalangi tujuan mereka adalah musuh," kata Irjenpol (Purn) Ansyaad Mbai di Jakarta, Kamis menanggapi target teroris yang saat ini lebih menyasar kepada anggota polisi.
Ansyaad mengatakan perubahan sasaran teroris dari semula objek-objek yang diidentikkan dengan hedonisme Barat menjadi anggota polisi dan rumah ibadah tidak bisa dikatakan sebagai suatu pergeseran target.
Sebab, target kelompok teroris tersebut sudah jelas yaitu mengubah ideologi dan konstitusi Indonesia serta mendirikan negara baru.
"Itu bukan isapan jempol sebab mereka membuat buku-buku dan fatwa-fatwa. Itu sudah jelas," tuturnya.
Ansyaad mengatakan semua jaringan terorisme yang beroperasi di Indonesia, meskipun memiliki nama-nama yang berbeda, pada dasarnya saling berkaitan dan berhubungan.
Jaringan terorisme yang ada di Indonesia bagian Timur, kata Ansyaad, juga merupakan bagian dari jaringan yang ada di Indonesia bagian Barat.
"Mereka itu satu jaringan besar tapi menamakan dengan diri dengan kelompok-kelompok kecil. Lihat saja tujuan, pola, komandan dan perintah mereka sama, yaitu menyebarkan radikalisme dan permusuhan kepada negara," jelasnya.
Sebelumnya, sejak Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Dalam penggerebekan yang disertai baku tembak itu, enam terduga teroris yang diduga bagian dari kelompok Abu Roban tewas.
Terduga teroris yang tewas adalah Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril.
Sementara satu orang sebelumnya tewas ditembak di ujung Gang Hasan ketika mengendarai motor adalah Daeng alias Dayat.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014