Polisi menyatakan kejadian itu murni bunuh diri. Tapi John Bristow, kakak angkat Lula, tidak percaya pada hasil penyelidikan polisi.
Dia menyewa jasa detektif partikelir Cormoran Strike untuk mengetahui pembunuh Lula, pekerjaan yang awalnya tidak menarik minat Cormoran karena bukti-bukti menunjukkan si supermodel menghabisi nyawanya sendiri.
Namun sang detektif yang juga veteran perang berkaki satu itu nyaris bangkrut akibat terbelit hutang dan tawaran John bisa mengatasi masalah keuangannya yang carut marut.
Apalagi pengeluarannya semakin berat karena harus membayar gaji Robin Ellacott, sekretaris temporer yang datang meskipun dia tidak menginginkannya.
Cormoran kemudian berusaha mengorek informasi dari orang-orang yang berhubungan dengan Lula sebelum sang gadis ditemukan tidak bernyawa.
Perlahan, potongan-potongan informasi yang seakan tidak berhubungan pun membentuk jawaban dari misteri kematian supermodel ternama itu.
Burung Kukuk
"The Cuckoo's Calling" diterjemahkan menjadi "Dekut Burung Kukuk" dalam edisi bahasa Indonesia yang dirilis akhir Desember silam.
Penerjemah Siska Yuanita baru-baru ini menjelaskan bahwa Lula Landry memiliki nasib yang serupa dengan burung kukuk.
"Saat bertelur, burung kukuk akan menaruh telurnya di sarang burung lain. Lula yang berkulit hitam diadopsi keluarga Bistrow yang semuanya berkulit putih," kata dia.
Cuckoo juga merupakan bahasa slang dari orang gila dan tokoh Lula digambarkan menderita bipolar.
Arti "The Cuckoo's Calling" dalam buku ini memiliki berlapis-lapis makna karena itu adalah kunci yang akan menguak misteri kasus pembunuhan dalam novel setebal 520 halaman itu.
Siska mengaku sempat bingung memilih judul yang tepat untuk bahasa Indonesia mengingat kalimat "The Cuckoo's Calling" punya arti ganda.
Dia akhirnya memilih arti harafiah "Dekut Burung Kukuk" yang menurutnya terdengar feminin dan menggambarkan sosok Lula sebagai supermodel yang menonjolkan sisi kewanitaan.
Percobaan baru
"The Cuckoo's Calling" merupakan novel kriminal yang dia tulis dengan nama pena Robert Galbraith yang dideskripsikan sebagai mantan penyelidik rahasia yang juga merupakan ayah dari dua anak.
Namun identitas asli Galbraith terkuak pada Juli silam setelah seorang perempuan bernama Judith Callegari mengungkapkannya kepada seorang jurnalis melalui Twitter.
Callegari mengetahui sosok di balik penulis debut Galbraith lewat pengacara Chris Gossage yang bekerja di firma hukum Russels yang menaungi Rowling.
Penulis bernama asli Joanne Rowling yang sebelumnya tenar lewat serial Harry Potter itu mengaku kecewa karena kepercayaannya dikhianati.
Sang pembocor pun didenda 1.000 poundsterling dan uangnya disumbangkan untuk The Soldiers' Charity.
Meskipun begitu, penjualan "The Cuckoo's Calling" melejit setelah masyarakat mengetahui Rowling menulis buku itu.
Buku yang diterbitkan pada April silam itu awalnya terjual sebanyak 1.500 kopi. Setelah identitas asli Galbraith terungkap, penjualan novel kriminal tersebut meningkat hingga 4.000 persen dalam hitungan hari.
Di laman resmi Robert Galbraith, Rowling menjelaskan alasannya memakai nama pena, yaitu kenikmatan menulis novel di genre yang berbeda tanpa beban dan ekspektasi.
Namun sebenarnya alur cerita serupa detektif mengungkap misteri bisa ditemukan dalam karya-karya Rowling sebelumnya.
"Saya juga sangat suka membaca fiksi detektif. Sebagian kisah Harry Potter juga tentang whodunits (siapa pelakunya), tapi saya ingin mencoba membuat kisah detektif sejak lama," jelasnya.
Lantas mengapa Rowling memilih nama pria sebagai nama pena?
Menurut Rowling, dia melakukan itu karena ingin membuat persona yang jauh berbeda dari sosok aslinya.
Robert merupakan salah satu nama pria favorit Rowling, juga karena Robert F Kennedy adalah idolanya.
"Lagipula, saya belum pernah menggunakan nama itu untuk karakter apapun di serial Harry Potter atau 'The Casual Vacancy'," katanya.
Sementara Galbraith diambil dari Ella Galbraith. Saat kecil, Rowling ingin sekali dipanggil "Ella Galbraith" meski dia tidak ingat alasannya.
Dan ada dua alasan dia menyebut Robert Galbraith sebagai pria yang pernah berprofesi sebagai penyelidik rahasia.
Pertama, karena tokoh utama Cormoran Strike juga pernah berkecimpung di dunia militer sehingga wajar bila penulisnya tidak asing lagi dengan dunia itu.
Pada kenyataannya, Rowling melakukan riset dengan mewawancarai orang-orang militer.
"Saya kenal sejumlah tentara (yang masih bertugas dan veteran) dan saya dekat dengan dua orang yang sangat murah hati dalam membantu saat saya meriset untuk latar belakang tokoh utama (mereka juga membantuku membuat CV tentang Robert)," jelasnya.
Lewat riset ini, Rowling dapat menggambarkan pengalaman dan karir Cormoran Strike berdasarkan kenyataan yang ada di dunia militer.
Alasan keduanya, agar Galbraith punya alasan untuk tidak muncul di depan publik atau menyebarkan foto asli.
Rowling juga sudah menyiapkan tanda tangan ala Robert Galbraith.
"Tanda tangan Robert Galbraith punya ciri khas dan konsistensi, saya berlatih sepanjang akhir pekan untuk memastikan itu," kata dia.
Meski dunia sudah tahu siapa Robert Galbraith sebenarnya, Rowling tetap akan memakai nama pena itu untuk melanjutkan kisah Cormoran Strike yang sekuelnya akan dirilis tahun ini.
"Saya baru menyelesaikan sekuelnya dan kami harap buku itu akan dirilis tahun depan (2014)."
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014