Bogor (ANTARA News) - Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini juga mahasiswa S-3 Teknologi Industri Pertanian, Desiyarni, telah merancang membran ultrafiltrasi (penyaring berukuran ultra) dari selulose asetat mikroba.
"Membran ultrafiltrasi (UF) selulosa asetat merupakan salah satu jenis membran yang banyak digunakan pada proses pemisahan makromolekul seperti menyaring vitamin C dalam lemak," katanya seperti dilansir Kantor Humas IPB, Kamis.
Ia menjelaskan, ukuran pori membran UF itu berkisar 0.1 - 0.001 mikrometer. "Membran yang saya teliti terbuat dari selulose asetat mikroba Accetobacter xylinum," katanya.
Riset tersebut telah dipaparkan pada sidang terbuka bertema "Perancangan Proses Pembuatan Selulosa Asetat dari Selulose Mikrobial untuk Membran Ultrafiltrasi".
Dikemukakannya bahwa selulose mikrobial mempunyai keunggulan antara lain relatif murni sehingga tidak membutuhkan proses delignifikasi (penghilangan lignin), sifat hidrofilik yang sangat tinggi, dan dapat diproduksi dari berbagai macam subtrat yang relatif murah serta mudah.
Hal itu berbeda denan selulose dari pulp kayu dan kapas yang mengandung lignin dan hemiselulose. "Kedua senyawa ini tidak diinginkan ada dalam bahan baku produksi selulose asetat," katanya.
Ia menjelaskan, penelitian tersebut mempunyai beberapa tujuan. Pertama, mendapatkan kondisi proses asetilasi selulose mikrobial menjadi selulose triasetat yang optimum, kedua mendapatkan kondisi proses hidrolisis selulose traisetat menjadi selulose diasetat kadar setil 37-42 persen yang optimum dan ketiga mendapatkan karakteristik membran ultrafiltrasi yang dihasilkan.
Rancangan yang disampaikan Desiyarni berupa model matematika untuk menentukan nilai optimasi dari ketiga faktor atau tujuan penelitianya.
Dari hasil penghitungan matematika melalui model ini, ia bisa menentukan proses asetilisasi pembuatan triasetat dari selulose mikrobial optimum yakni pada konsentrasi asam sulfat 1.5 persen, rasio anhidrida asetat terhadap selulose mikrobial 3.35, suhu 50 derajat celsius dan waktu asetilasi 323 menit dengan hasil perolehan maksimum selulose triasetat sebesar 1,79 berat per berat dan kadar asetil selulose triasetat seesar 45,78 persen.
Hasil optimasi proses hidrolisis selulose triasetat menjadi selulose diasetat menunjukkan kondisi optimum hidrolisis terjadi pada konsentrasi asam sulfat 1 persen, rasio air terhadap selulose mikrobial 1.066 dan suhu 50 derajat celsius, demikian Desiyarni.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006