Saya yakin 100 persen itu Nurul Haq karena telah dicocokkan DNA dengan orang tuanya, ternyata benar."
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol. Sutarman mengatakan, salah seorang terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Mabes Polri di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, berencana ke Suriah untuk melancarkan aksinya.
"Nurul Haq berencana akan berjihad ke Suriah dan sudah menyiapkan diri dengan paspor dan sebagainya," kata Sutarman saat kunjunganya kepada anggota Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Markas Besar (Mabes) Polri yang tertembak di Jakarta, Kamis, Jakarta.
Sutarman menjelaskan, terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Abu Roban tersebut juga terafiliasi dengan sindikat teroris internasional, yakni Al Qaeda yang pernah dipimpin Osama bin Laden.
"Ini terkoneksi senior-seniornya yang berjumlah 72 orang, seperti Nurdin M. Top, Azshari. Tetapi, mereka sudah tobat dan sadar. Nah, yang didikannya ini belum sadar," katanya.
Dia mengatakan, Nurul Haq juga pernah mengikuti beberapa pelatihan merakit bom di Poso, Sulawesi Tengah.
Sutarman mengungkapkan, kuat dugaan bahwa sebelum penggerebekan oleh Densus 88, Nurul Haq dan komplotannya akan membagi-bagikan uang hasil perampokan Bank BRI di Tangerang.
Hal itu, dikemukakannya, terlihat dari ditemukan barang bukti uang tunai senilai Rp200 juta di rumah kontrakan di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Selain itu, Kapolri menyatakan, ada barang bukti yang ditemukan, yakni tiga bom pipa besi, tiga bom pipa paralon, lima buah golok sepanjang 50 cm, enam senjata api yang terdiri dari lima pistol rakitan, satu revolver kaliber 38 dengan nomor seri yang dihapus, 34 peluru berukuran 9 milimeter, lembar cetakan tentang target peledakan bom, tulisan tangan merakit bom, dan sejumlah buku.
Polisi juga menemukan motor yang digunakan rekan Nurul Haq, Dayat alias Daeng, untuk kabur.
Motor Honda berplat nomor B 6516 VGE yang awalnya berplat nomor B 6620 SPS diduga kuat hasil perampasan terhadap satpam ketika aksi penembakan terhadap polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
"Saya yakin 100 persen itu Nurul Haq karena telah dicocokkan DNA dengan orang tuanya, ternyata benar," katanya.
Sutarman menambahkan kelompok teroris tersebut juga terkait dengan bom yang ditemukan di satu warung di Panongan, Tangerang, Banten. (*)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014