Beijing (ANTARA) - Bagi Wang Heying, yang sedang mempersiapkan pernikahannya, perhiasan emas merupakan hal yang wajib ada dalam daftar belanjanya.
"Kini, desain perhiasan lebih modis dan emas dapat membantu menjaga daya beli terhadap inflasi, sehingga membeli emas telah menjadi kebiasaan bagi saya," ujar Wang Heying, wanita berusia 26 tahun asal Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China timur laut.
Dalam budaya China, emas sejak lama melambangkan kebangsawanan dan keberuntungan, tetapi, anak muda China menganggap hal itu kuno lalu beralih ke berlian dan permata lainnya. Namun, beberapa tahun terakhir, logam mulia itu kembali bersinar di kalangan anak muda.
Menurut Asosiasi Emas China, konsumsi emas nasional negara tersebut mencapai hampir 1.090 ton pada 2023, meningkat 8,78 persen secara tahunan (year on year/yoy). Lebih dari 48 persen pengecer yang disurvei yakin bahwa generasi Z dan yang lebih muda akan membeli makin banyak emas dalam satu atau dua tahun ke depan.
Populasi muda berusia 25-34 tahun telah menjadi pendorong utama di balik konsumsi emas, meningkat dari 16 persen menjadi 59 persen dari total konsumen pada 2023. Konsumen berusia di bawah 25 tahun akan menjadi pembeli utama baru untuk emas, kata asosiasi itu.
Temuan tersebut dibuktikan oleh Shenyang Cuihua Gold And Silver Jewelry Co., Ltd. Menurut Di Ke, seorang manajer di perusahaan itu, mayoritas konsumen mereka merupakan kaum muda berusia 25-35 tahun, dan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Dalam beberapa tahun terakhir, harga emas terus meningkat. Banyak orang membeli emas sebagai bentuk pengelolaan keuangan," ujar Di.
Opini tersebut didukung oleh Liu Yuning, seorang analis emas senior sekaligus profesor di Universitas Ilmu Bumi China (China University of Geosciences). Dia mencatat bahwa di China, yang merupakan konsumen emas terbesar di dunia, banyak anak muda memandang emas sebagai alternatif investasi selain rumah dan saham.
"Sebagai perbandingan, mereka lebih percaya pada pasar emas," kata Liu.
Data dari Shanghai Gold Exchange menunjukkan bahwa harga emas dengan kadar 99,99 persen atau lebih naik ke level tertinggi baru di angka 578 yuan (1 yuan = Rp2.213) per gram pada Senin (20/5) sore waktu setempat.
Mengikuti fluktuasi harga emas, Wang Heying melakukan pembelian rutin antara 1.000 yuan atau 2.000 yuan setiap satu kali pembelian.
"Ini seperti menabung. Saat masih kecil, kita biasa menabung koin di celengan. Sekarang, kami menabung dalam bentuk kacang emas," kata Wang, mengacu pada kepingan emas batangan berbentuk kacang yang populer di kalangan anak muda.
Biaya pemrosesan untuk kacang emas tergolong rendah sehingga dapat dengan mudah dibuat menjadi perhiasan, kata Wang menambahkan.
Berbeda dengan Wang, Jiang Xue (29) di Beijing baru beralih ke emas dalam beberapa tahun terakhir. Dia dulu menyukai perhiasan dari merek-merek besar, dengan mutiara, berlian, dan batu akik. Kemudian, dia membawa kalung emas ke pusat perbelanjaan untuk diperbaiki.
"Saya terkejut melihat harga daur ulang kalung yang saya beli dengan harga 500 yuan per gram telah mencapai 540 yuan per gram," tutur Jiang.
"Saya tiba-tiba berpikir bahwa saya harus menabung emas. Setelah Anda bosan mengenakan sebuah kalung, Anda tinggal menjualnya untuk menghasilkan uang," kata Jiang sambil tersenyum.
Alasan lain dari "demam emas" di kalangan anak muda adalah desain perhiasan dan karya seni emas yang makin baik.
Sebagai contoh, Industrial and Commercial Bank of China telah merilis serangkaian karya seni emas bertema Harry Potter untuk memikat para penggemar kisah dunia sihir itu, sementara perusahaan perhiasan terkemuka Chow Tai Fook menghadirkan gambar Disney dan Hello Kitty pada produk-produknya. Banyak pengecer juga menjual gelang dengan "manik-manik keberuntungan" untuk menarik perhatian kaum muda yang berada di bawah tekanan di tengah masyarakat yang serbacepat.
Manajer Di Ke di Shenyang yakin bahwa media sosial merupakan faktor penting dalam memopulerkan emas, menyediakan sarana baru bagi kaum muda untuk menemukan perhiasan emas yang menarik dengan mudah.
"Terlebih lagi, dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak anak muda yang tertarik dengan pakaian berelemen budaya tradisional, atau yang disebut dengan gaya baru China," ujar Di Ke.
"Perhiasan emas dengan motif bunga dan teknik tradisional sangat cocok untuk mereka," kata Di Ke menambahkan.
Favorit baru Wang Heying adalah pola kupu-kupu yang rumit.
"Emas yang bersinar tidak akan pernah ketinggalan zaman," ujar dia.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024