Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Limnologi dan Sumberdaya Air dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ignasius Sutapa mengatakan air bersih tawar yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang air laut dapat menjadi sumber konflik di masa mendatang.

"Rebutan air semakin intensif terjadi. Sekarang sudah terjadi di antara para petani kita, di negara lain juga begitu," ujarnya di Jakarta, Minggu.

Baca juga: BRIN perluas kemitraan riset dan inovasi di World Water Forum 2024

Ignasius mengingatkan agar masyarakat menggunakan air secara bijaksana dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle.

Menurutnya, air tidak bertambah, sedangkan jumlah penduduk terus bertambah dari hari ke hari dan saat ini telah menyentuh angka 8 miliar jiwa di seluruh dunia.

Kondisi itu menyebabkan tingkat aksesibilitas, kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya cenderung menurun, karena berbagai faktor seperti pencemaran dan siklus air.

"Sementara kebutuhan terus meningkat. Kalau ini tidak diatasi, akan terjadi gap yang semakin tinggi nantinya. Bahkan, air menjadi sumber konflik," kata Ignasius.

Dia berharap Forum Air Sedunia atau World Water Forum ke-10 yang baru saja berlangsung di Bali dapat memberikan semangat agar manusia lebih peduli dan tidak semena-mena terhadap air.

Baca juga: Akademisi: WWF 2024 penting untuk jaga keberlangsungan sumber daya air

Baca juga: Menghidupkan tradisi lokal mewujudkan ketahanan air

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024