Canberra (ANTARA News) - Perdana Menteri Timor Leste, Jose Ramos Horta, Jumat, mengatakan bahwa Australia ikut bersalah atas kasus kaburnya sejumlah tahanan dari penjara Dili, karena pasukan perdamaian yang dipimpin negara kangguru itu menolak untuk memperkuat keamanan di sekitar penjara. Lebih dari 50 orang narapidana berjalan keluar penjara Becora Rabu lalu, termasuk pemimpin pemberontakan Mayor Alfredo Reinado, sehingga kembali menimbulkan kecemasan atas keamanan nasional. "Secara pribadi saya bingung mengapa meski kami berulang kali meminta penambahan pasukan di luar penjara, tapi tidak dipenuhi," kata Horta kepada radio Australia (ABC), seperti dilaporkan Reuters. "Jika ada keamanan yang kuat di luar penjara, kasus ini bisa dicegah," katanya. Reinado adalah satu orang penting dalam gerakan pemberontakan yang mengakibatkan kerusuhan massa di negara tersebut bulan Mei lalu, sehingga Dili perlu meminta bantuan pasukan asing pimpinan Australia. Para tahanan itu berjalan keluar melewati pintu depan saat jam-jam kunjungan tamu. Menlu Australia Alexander Downer hari Minggu akan ke Dili untuk pertemuan keamanan tiga negara bersama Horta, Presiden Xanana Gusmao dan Menlu Indonesia Hassan Wirajuda. PBB pekan lalu menyetujui pembentukan misi baru di Timor Leste yang terdiri atas 1.600 polisi, meskipun ada pertentangan mengenai apakah pasukan Australia yang sudah berada disana tetap dalam status independen seperti sekarang, atau menjadi bagian dari pasukan PBB. Downer mengatakan, pelaksanana misi baru PBB akan dibicarakan dalam pertemuan trilateral hari Senin. Kerusuhan di Dili bulan Mei lalu terjadi setelah 600 anggota tentara negara tersebut dipecat. Sekitar 100.000 orang terpaksa mengungsi dan 20 orang terbunuh dalam gelombang kerusuhan. (*)
Copyright © ANTARA 2006