"Pak Dayat balik ke kontrakan pada hari Senin tanggal 30 Desember. Ketika itu, ia terlihat tergesa-gesa," kata Meti, warga yang tinggal bersebelahan dengan rumah kontrakan Dayat di Jalan Delima I RT 2/8 No.9, Rempoa.
Meti menjelaskan, Dayat kembali ke kontrakan sekitar pukul 18.30 WIB tanpa berbincang sedikit pun dengan tetangganya.
Lebih lanjut Meti mengatakan mendengar Dayat berbicara lewat telepon dengan suara kencang.
"Seperti terlihat orang sedang tergesa-gesa," katanya.
Saat pulang ke kontrakan itu, Dayat tidak membawa tas ransel, padahal ketika dia pergi tanggal 24 Desember, Meti melihat Dayat dan rekannya berangkat membawa tas ransel dan dua boneka.
"Pak Dayat bilang ke saya ingin pulang kampung," ujar Meti saat mengingat ucapan Dayat tanggal 24 Desember.
Setelah penggerebekan oleh Densus 88, Meti ingat bahwa tas ransel yang dibawa Dayat dan rekannya sangat mirip dengan sebuah tas ransel berisi bom yang tertinggal di sebuah warteg Cikupa.
"Sangat mirip tas ransel yang tertinggal di warteg dengan milik pak Dayat dan rekannya," ujarnya.
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014