Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta menguat 24 poin menjadi Rp12.250 per dolar AS dari posisi terakhir pada 30 Desember 2013 pada pembukaan pasar Kamis pagi.
"Laju nilai tukar rupiah awal tahun 2014 bergerak menguat. Pelaku pasar sedikit melakukan penyesuaian dengan laju rupiah sehingga menguat terhadap dolar AS. Penguatan nilai juga terjadi pada mayoritas mata uang dunia.," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
Menurut dia, pelaku pasar uang domestik juga memanfaatkan penguatan euro dengan melepas dolar AS, terutama setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga acuan belum diperlukan.
Pergerakan rupiah, menurut dia, juga seiring dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut analis pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova, rupiah masih berpotensi menguat karena suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang masih tinggi akan dapat menahan dana asing keluar dari dalam negeri.
"Suku bunga yang tinggi diharapkan dapat menahan dana asing keluar, selain itu diharapkan juga membuat minat investor asing masuk ke dalam negeri," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, penerbitan kebijakan ekonomi pemerintah pekan lalu juga dapat berdampak positif bagi mata uang domestik.
Meski demikian, lanjut dia, pada tahun 2014 likuiditas dolar AS akan semakin ketat setelah pemangkasan stimulus keuangan mulai dilakukan The Federal Reserve awal Januari ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014