"Sering dengar suara ketukan dari dalam kontrakan Pak Dayat setiap tengah malam. Seperti orang mengerjakan sesuatu," kata Meti, warga yang tinggal bersebelahan dengan Dayat di Rempoa, Kamis.
Oleh karena Uwa Nur, begitu Dayat ingin disapa warga setempat dan mengaku bernama Nur Hidayat, bekerja sebagai kurir ekspedisi, maka Meti pun sempat menanyakan.
Apalagi, rumah kontrakan selalu tertutup dan tidak pernah terbuka sedikit pun.
Namun, katanya, Dayat hanya mengaku jika dirinya sedang mengerjakan paket kiriman dan tidak menjelaskan secara detail lalu pergi.
Rekan Dayat yang tinggal bersama di tempat itu, tidak pernah keluar rumah kontrakan, kecuali saat berangkat kerja pukul 09.00 WIB dan pulang pukul 22.00 WIB, baru terlihat.
"Nama rekannya tidak tahu. Tapi dahulu tinggal bersama Heru, namun Heru pindah dan tinggal bersama rekan barunya," ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yanto, selaku pemilik bengkel mobil yang tinggal bersebelahan dengan Dayat.
Ia mengatakan bahwa aktivitas Dayat sangat tertutup dan tidak bersosialisasi dengan warga sekitar.
Oleh karena di dekat kontrakan Dayat terdapat bengkel mobil dan pembuatan teralis, dirinya tidak mendengar suara dari dalam rumah tersebut.
Hanya saja, dirinya pernah melihat isi kontrakan yang terdapat beberapa boks tertumpuk di lantai.
Akan tetapi, pintu rumah langsung ditutup oleh Dayat setelah warga sekitar tidak sengaja melihatnya.
"Ada boks pakaian di lantai dan beberapa barang. Saya mengira itu adalah paket kiriman yang sedang dirapikan. Ternyata baru tahu jika itu bahan peledak," ujarnya.
Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggerebekan di rumah kontrakan di Jalan K.H. Dewantoro Gang H Hasan RT04/RW07 Kampung Sawah pada Selasa (31/12) malam hingga Rabu (1/1) dini hari.
Saat penggerebekan tersebut, enam terduga teroris tewas dan petugas menemukan enam bom pipa, enam senjata api, lima golok, beberapa bahan kimia, serta rangkaian elektronik yang diduga digunakan dalam perakitan bom.
Setelah itu, pada Rabu (1/1) Densus 88 kembali menggerebek rumah kontrakan milik terduga teroris di Jalan Delima I, RT8/RW2 Nomor 9, Rempoa, Ciputat Timur.
Rumah kontrakan yang dihuni oleh Dayat Kacamata digunakan sebagai tempat meracik atau membuat bom.
Penggerebekan rumah teroris di Kampung Sawah dan Rempoa serta sejumlah tempat lainnya, berawal dari penangkapan seorang teroris bernama Badri di Surakarta dan teroris Anton di Banyumas.
Kelompok teroris itu, melakukan serangkaian kejahatan, seperti perencanaan bom di Vihara Ekayana, penembakan polisi di Pondok Aren, hingga perampokan Bank BRI di Panongan, Cikupa.
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014