Konsentrasi tersebut 7,2 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang mensyaratkan di bawah 5 mikrogram

Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 102 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan konsentrasi partikel (PM2,5) berada di angka 36 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut 7,2 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang mensyaratkan di bawah 5 mikrogram.

Kategori tidak sehat, berdampak tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan indeks IQAir pada rentang 100-199.

Adapun kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang 50-99.

Kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang 0-49.

Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan indeks kualita udara pada rentang 200-299 atau dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Terakhir, berbahaya (di atas 300) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kinshasa, Kongo di angka 171; urutan kedua Delhi, India di angka 167; urutan ketiga Chengdu, China di angka 122; urutan keempat Lahore, Pakistan di angka 110.

Urutan kelima Santiago, Cile di angka 108; urutan keenam Incheon, Korea Selatan di angka 107; urutan ketujuh Batam di angka 106; dan urutan kedelapan Jakarta di angka 102.

Baca juga: DLH DKI kenalkan program baru guna jaga kualitas udara Jakarta

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024